Selasa, 31 Januari 2012

Tentang Kecilamass

KECILAMASS adalah merupakan suatu wadah paguyuban keluarga dari daerah Kebumen,Cilacap,Banyumas & Sekitarnya yang bermukim di wilayah Kelurahan Pekayon dengan alamat sekretariat Jln.Lapan Gg.Remani II Rt.005/001 Kelurahan Pekayon Kecamatan Pasar Rebo , Jakarta Timur.


Paguyuban ini mempunyai program yang sangat positif untuk kesejahteraan para anggota antara lain :

1. Membina tali silaturahmi antar anggota

2. Arisan

3. Santunan rawat inap/meninggal dunia

4. Simpan Pinjam

5. Bidang Usaha

Dan seluruh anggota harus mendukung  program-progam  yang telah disepakati bersama agar perkumpulan ini berjalan sesuai tujuanya.




Damin
Pekayon Jakarta Timur








Sejarah Kecilamass

Sejarah berdirinya PK KECILAMASS, yaitu bulan Maret 2007 tercetus keinginan bersama penulis ( Damin ) dengan sdr Setiyadi untuk membuat perkumpulan sosial, yang beranggotakan orang-orang dari daerah Kebumen, Cilacap, Banyumas & sekitarnya yang berada disekitar Rt.005/007 Rw.01 Kel.Pekayon Kec.Pasar Rebo Jakarta Timur.

Kinginan tersebut penulis sampaikan kepara sesepuh yang berada didaerah Rawa Indah mereka menyambut dengan antusias dan sangat mendukung terbentuknya paguyuban ini, setelah konsolidasi pada bulan Mei 2007 dirumah penulis diadakan pertemuan yg dengan diikuti sekitar 30 undangan, yang menyatakan diri akan ikut bergabung.Dalam pertemuan I langsung diagendakan pemilihan kepengurusan untuk 1 periode dg
susunan  kepengurusan al :

!.Sesepuh Paguyuban :
             Bpk. Taswan ( Alm )
              Bpk. Siwan ( Alm )

2. Ketua                    : Bpk. Sarimin
3. Bendahara             : Bpk. Damin
4. Humas                   : Bpk. Setiyadi
                                   Bpk. Tarsun
5. Sek.Arisan              :Ibu. Setiyadi ( Uci )
                                    Ibu. Kliwon ( Warsiti )
Beranggotakan al :
                           1. Arif Rahman        11. Kasimin                 21. Bu Warsiti
                           2. Damin                 12. Sarman                  22. Sudiran
                           3. Setiyadi               13. Walidi                    23. Ponijan
                           4. Siwan (alm )        14. Saring                    24. W i j i
                           5. Tarsun                 15. Sarimin                  25. Ibu Imron
                           6. Karsun                16. Taswan                  26. Kasno
                           7. Tarwin                 17. Ibu Ida(keluar)      27. H.Wagino Barkah
                           8. Riswanto             18. Ibu Warsih             28. Bu Kasmanto
                           9. Sarno                  19. Kasan ( Tasiyah )
                         10. Jemingin             20. Heri S

Penulis berfikir apa yang pantas dan tidak asing ditelinga untuk nama paguyuban dan lambang.karena terdiri dari orang Kebumen,Cilacap,Banyumas & Sekitarnya Kecilamass sedang Lambangnya burung Merpati biasanya semua tahu kalau mata burung kecila akan banjetan(Hafal Pulang ) walaupun diterbangkan dari manapun di sekitar kita.

Wasallam.
Itulah sekapur sirih berdirinya PK Kecilamass
disusun oleh :
Damin Rawa Indah

Sejarah Kebumen

Sejarah awal mula berdirinya Kab.Kebumen ada beberapa versi( Pendapat )semua tdk dpt dipisahkan dg sejarah Mataram Islam.Hal ini disebabkan keterkaitan peristiwa yang terjadi pada saat Mataram berkuasa,didlm struktur kekuasaan tersebut,daerah kebumen masuk dlm kademangan Karanglo.

Versi I
Kebumen berdiri,berawal dari Panjer,Ki Bagus Bodronolo pada waktu Sultan Agung menyerbu Batavia ia membantu menjadi pegawai pangan kemudian diangkat menjadi senopati,ketika panjer dijadikan kabupaten ditunjuklah Suwarno dr Mataram
menjadi Bupati,sedangkan Ki Bodronolo diangkat menjadi Ki Gede Panjer Lembah
( Panjer Roma )dg gelar Roma I Pengangkatan tersebut berkaitan dengan jasanya saat
menangkal serangan Belanda yg mencoba mendarat di Pantai Petanahan,sedangkan anaknya
Ki Kertosuto menjadi patih Bupati Kebumen.Demang Panjer Gunung dipimpin oleh adiknya
Ki Hastrosuto beliau menyerahkan jabatan kpd Ki Hastrosuto dengan Gelar
Ki Panjer Roma II,Tokoh ini kemudian memberikan tanah kpd Pangeran Bumidirja
yg letaknya sebelah utara kelokan sungai Lukolo sehingga sangat amat terkenal daerah tersebut,kedatangan Kyai P Bumidirja menyebabkan kekhawatirannya, beliau pergi dr desa Lundong sedangkan Ki Panjer Roma II bersama tumenggung Wongsonegoro Panjer Gunung menghindar ke mataram,sedangkan Ki Kertowongso dipaksa untuk taat pd mataram dan diserahi penguasa dua Panjer dengan gelar Panjer III yang kemudian bergelar Tumenggung Kolopaking I ( krn berjasa memberi kelapa aking pd sunan ) disimpulkan bahwa lahirnya Kebumen mulai dr Panjer yaitu Tgl.26 Juni 1677

Versi II
Tumenggung Arung Binang I yg berdarah Mataram dititipkan pada pamanya Demang Kutawinangun,setelah dewasa lalu mencarayahnya ke Mataram setelah terbukti bahwa beliau keturunan raja, maka diangkatlah menjadi mantri Gladag Jdengan gelar Hanggawangsa,Setelah diambil menantu oleh Patih Surakarta kemudian diangkat menjadi Tumenggung I sampai keturunan yg ke III sedangkan Arung Binang IV sampai VIII secra resmi diangkat menjadi Bupati.

Versi III
Tokoh Kyai Pangeran Bumidirja,beliau adalah bangsawan ulama adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo,ia terkenal sebagai penasehat raja yang berani menyampaikan yg benar itu benar dan yg salah itu salah,P Bumidirja sering memperingatkan raja apabila sdh melanggar batas2 keadilan dengan berpegang pd prinsip : agar raja adil dan bijaksanan
Sampai karena keberanianya P Bumi memperingatkan keponakanya,yaitu Sunan Amangkurat I krn sunan sdh melanggar paugeran keadilan dan bertindak kejam bahkan berkompromi dg VOC sehingga kemarahanpun memuncak kemudian merencanakan pembunuhan,dengan hukum Qishos terhadap kyai P Pekik dan keluarganya tidak lain adalah mertuanya sendiri
untuk menghadapi hal itu P Bumi lebih baik pergi sampai Panjer,Ki Bumi mendapatkan tanah di sebelah utara kelok sungai Lukolo, dibangunlah padepokan kemudian dikenal dengan daerah nama Ki Bumi atau Ki-Bumi-an tgl.26 Juni 1677.Berdasarkan bukti bukti
sejarah bahwa Kebumen berasal dari kata BUMI mendapat awalan Ke dan akhiran An yang menunjukan tempat. Ke-Bumi-an ( orang menyebut KEBUMEN )

Jaka Sangkrip
adalah anak Kyai Hanggayuda, karena sejak kecil ia menderita penyakit Ketrapen"puru"
ia disingkirkan keluarganya, pada waktu berumur 16 s/d 17 thn ia meninggalkan Kutawinangun dan berguru ke Kyai Amat Bojongsari dengan memkai nama samaran Surawijaya beliau termasuk murid yg luar biasa,setelah berguru ia berguru ngaji lagi di desa Selang kepada Kyai Jaiman.beliau pada masa mudanya senang melakukan tap brata
dan menolong orang sakit.
- Didesa Prajutan Surawijaya melakukan tapa ngluwat dibawah pohon "benda"
sehingga dpt mengobati penyakit lumpuh yang dialami keluarga Nalagati.
- Di Karangbolong saat melakukan tapa di Gua Manganti ia mendapat Cemeti dan
Kumbang ali-ali ( Roh halus ) dan dpt menjelma menjadi kera
- Di gunung Brencong ia bertapa dengan cara mengikuti peredaran matahari,kalau
pagimenuju ke timur,kalau sore menuju ke barat selam 15 hari.
- Di pantai selatan bertapa menimbun diri didalam pasir
Setelah bertapa lalu menuju ke Gunung Bulupitu dan memperistri ratu jin bernama
Nawangwulan,atas nasehat sang istri beliau pulang ke Kutawinangun dan diberi senjata 'Kyai Naracabala".

Letak Wilayah Kabupaten Kebumen :
7*27 - 7*51 Lintang selatan
109*33 - 109*50 Bujur timur

Batas Wilayah

- Sebelah timur : Kabupaten Purworejo & Kabupaten Wonosobo
- Sebelah utara : Kabupaten Banjarnegara
- Sebelah barat : Kabupaten Banyumas & Kabupaten Cilacap
- Sebelah selatan : Samudra Indonesia

Kecamatan ada = 26 Kecamatan a.l :

1.Ayah 2.Buayan 3.Puring
4.Petanahan 5.Klirong 6.Buluspesantren
7.Ambal 8.Mirit 9.Bonorowo
10.Prembun 11.Padureso 12.Kutawinangun
13.Alian 14.Poncowarno 15.Kebumen
16.Pejagoan 17.Sruweng 18.Adimulyo
19.Kuwarasan 20.Rowokele 21.Sempor
22.Gombong 23.Karanganyar 24.Karanggayam
25.Sadang 26.Karangsambung

Damin
Pasar Rebo Jakarta Timur

Sejarah Purbalingga

Seorang tokoh Kyai Arsataka menurut sejarah menurunkan Bupati-Bupati Purbalingga yang waktu mudanya bernama Kyai Arsakusuma adalah putra Bupati Onje II berkelana ke arah timur sampai di desa Masaran (sekarang di Kecamatan Bawang Kab.Banjarnegara ) diambil anak angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunanan Kyai Ageng Giring dari Mataram.

Pada thn 1740 - 1760,Kyai Arsantaka menjadi demang di Pagendolan (sekarang termasuk wilayah daerah Masaran dibawah pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk Kec.Kutasari,Purbalingga) yang dipimpim oleh Tumenggung Dipayuda I.

Ketika terjadi perang Jenar antara Pangerang Mangkubumi dengan Kakaknya Paku Buwono II dikarenakan ketidak puasanya sikap kakaknya yang terlalu lemah terhadap kompeni Belanda, didalam peperangan ini Arsantaka berada didalam pasukan kadipaten Banyumas yang membela Paku Buwono,karena jasa-jasa Kyai Arsantaka kepada kadipaten Banyumas ,maka Adipati Banyumas Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantu kemudian diangkat menjadi Tumenggung Karangwelas dengan gelar Raden Tumenggung Dipayuda III.

Dalam pemerintahan Kyai Arsayuda dan sebagai penasehat yaitu ayah sendiri yaitu Kyai Arsantaka menyarankan bahwa pusat pemerintahan harus dipindah dari Karangwelas ke desa Purbalingga dan diikuti dengan pembangunan alun-alun sebagai simbol kekuasaan di tempat yang baru, Nama Purbalingga ini bisa disimak dlm kisah-kisah babad disekitarnya yaitu Babad Onje,Purbalingga,Banyumas,Jambukarang juga dapat dilihat diarsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda dalam koleksi arsip Nasional Republik Indonesia.

Disalin oleh Damin Cibubur Jakarta Timur

Sejarah Cilacap

Pada akhir zaman Majapahit (1294-1478) cikal bakal Kab.Cilacap termasuk wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit,Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran wilayahnya terbentang dari timur sampai kebarat.
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan kerajaan
Majapahit
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran
Menurut Husien Djajadiningrat,Kerajaan Hindu Pajajaran setelah diserang oleh kerajaan islam Banten dan Cirebon pd thn.1579,kemudian bagian timur diserahkan ke Kerajaan Pajang sedangkan sebelah barat diserahkan kepada kerajaan Cirebon.

Kerajaan Pajang kemudian diganti dengan kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh
Panembahan Senopati thn 1587-1755, pada thn 1595 kerajaan mataram mengekspansi ke Kabupaten Galuh yg berada di wilayah kerajaan Cirebon.menurut catatan harian kompeni tgl 21 pebruari 1682 berisi tentang perjalanan darat Raja dari Citarum,sebelah utara Karawang terus menelusuri sampai daerah Bagelen,wilayah yg dilalui tersebut termasuk cikal bakal Kab. Cilacap yaitu Dayeuhluhur dan Limbangan.

Zaman Penjajahan Belanda
2 bulan setelah Residen Launy bertugas,karena daerah Banyumas dianggap terlalu luas
maka ditetapkan "Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dr Kab.Banyumas menjadi Kab.Cilacap yg beribu kota di Cilacap,adapun batas wilayah yaitu dari muara sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian gunung Prenteng,turun ke tenggara kepegunungan Kendeng terus ke puncak gunung Gumelem dari sana kearah selatan mengikuti batas wilayah karesidenan Banyumas sampai ke laut,kemudian ke arah barat sepanjang pantai menuju muara sungai Serayu.Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten
terluas di Jawa Tengah yaitu : 225.360.840 Ha ( 152 x 35 Km )

Kecamatan Kab.Cilacap a.l :
1.Adipala 2.Bantarsari 3.Binangun
4.Cilacap Sel 5.Cilacap Tngh 6.Cilacap Utara
7.Cimanggu 8.Cipari 9.Dayeuhluhur
10.Gandrungmangu 11.Jeruklegi 12.Kampung Laut
13.Karangpucung 14.Kawunganten 15.Kedungreja
16.Kesugihan 17.Kroya 18.Majenang
19.Maos 20.Nusawungu 21.Patimuan
22.Sampang 23.Sidareja 24.Wanareja

itulah seklumit rangkuman cerita :
Ditulis oleh Damin
Pasar Rebo Jakarta Timur

Mudik Lebaran

Pada hari hari besar islam terutama hari Raya Idhul Fitri dan Hari Raya Idul Adha para perantau kebanyakan meluangkan waktu untuk bisa bersilaturahmi kesanak keluarganya yang berada di kampung halaman, sebenarnya momen seperti ini sungguh membawa kebahagiaan tersendiri dan berdampak bagi kita semua antara lain :

1.Ajang Silaturahmi
2.Temu Kangen
3.Menumbuhkan Perekonomian
4.Perkenalan
5.Pamer

1-1 AJANG SILATURAHMI.
Sebagai perantau,apa akan melupakan sanak saudara yang pada saat itu membentuk kita dapat menjadi seperti ini jawabanya tentu tidak,terutama pada Orang Tua yang sudah membesarkan dan membekali ilmu, baik pada orang tua yang masih hidup atau pada orang tua kita yang sudah meninggal,jadi momen seperti hari raya biasanya dimanfaatkan untuk bersilaturahmi.

2-1 TEMU KANGEN
Karena sudah beberapa bulan atau tahun tidak ketemu dengan orang-orang yang dulu bermain bersama atau dengan famili yang tempatnya agak berjauhan,tapi dengan adanya hari raya kita dapat beranjang sana.

3-1 MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN
Secara tidak terasa momen seperti ini bisa menumbuhkan ekonomi pedesaan, coba kita kilas balik dalam perjalanan menuju ke kampung halaman di sepanjang jalan terlihat berjejer warung-warung,pedagang asongan,penjual koran,penjual jasa seperti tukang tambal ban,bengkel baik bengkel mobil atau bengkel motor tujuanya cuma satu yaitu meraka mencari rejeki dalam suasana hari raya.

4-1 MEMPERKENALKAN PADA KELUARGA
Pada saat dulu merantau kemungkinan kita masih lajang dan belum mempunyai istri ataupun anak, pada kesempatan seperti ini biasanya di manfaatkan untuk memperkenalkan anak atau istri kita pada orang tua atau famili.

5-1 PAMER KEBERHASILAN
Hal seperti ini sebenarnya kurang etis untuk diceritakan tapi kenyataanya ada saja orang memanfaatkan situasi ini untuk pamer,semua berpulang dari niat orang tersebut sehingga sering terjadi hal-hal yang malah jadi lucu karena berlebihan, baik yang berupa kebendaan atau tingkah laku.

Ulasan ini hanyalah sebagian kecil dari kejadian yang sebenarnya lebih dari pada yang tersebut diatas

Hormat Saya
Damin Cibubur

Karno Tanding



Prabu Matswapati,Prabu Puntadewa,Prabu Kresna,dihadap oleh Bima,Arjuna,Nakula,Sadewa
Drestajumena dan Setyaki,mereka masih bersedih dengan gugurnya Gatotkaca oleh senjata
Kunta milik Adipati Karno.Prabu Matswapati menasehati rasa sedih yang menyelimuti segera dihilangkan,sebab Bharatayuda belum selesai,yang harus dipikirkan sekarang ialah penggantian senopati perang untuk menghadapi Adipati Karno besok,kemudian Prabu Kresno mengusulkan Raden Arjuna sebagai senopati menggantikan Gatotkaca,Arjuna
menerima pengangkatan dan akan tetap akan menggunakan gelar perang Garuda Nglayang
dengan senopati pendamping Bima dan Drestajumena.

Dewi Drupadi menyambut dan bertanya dengan kedatangan Prabu Puntadewa hasil pertemuan
nya dengan keluarga pendawa,Prabu Puntadewa menjawab bahwa sebagai ganti adalah Arjuna,kemudian dewi masuk kesanggar pemujaan untuk memohon agar keluarga pendawa memenangkan Baratayuda.

Sadewa mengadakan pertemuan dengan Sentyaki,Udawa,Pragoto mereka mengingatkan harus meningkatkan kewaspadaan,pada saat saat seperti ini kemungkinana lawan akan menempuh cara cara tidak baik untuk memenangkan peperangan.

Prabu Ajibanjaran mengadakan pertemuan dengan Patih Kalagupita dan para punggawa memngemukakan niatnya untuk membantu Kurawa,sebagai balas dendam atas kematian saudara seperguruanya yaitu Dursala anak Dursasana yang mati melawan Gatotkaca dulu,Prabu Ajibanjaran memerintahkan patih Kalagupita untuk mengerahkan pasukan Goabarong untuk menyerang perkemahan Pandawa di malam hari karena baginya tidak terikat dengan aturan peperangan.Peperanganpun terjadi antara prajurit Goabarong dengan Setyaki,Udawa dan Pragota karena prajurit Kalagupita banyak yang mati
akhirnya sisa pasukan ditarik mundur.

Prabu Burisrawa dihadapkan patih Tribasata mengungkapkan penyesalanya karena baru sekarang ia mendengar kabar kalau perang baratayuda telah lama berlangsung,padahal sudah sejak lama ia ingin membantu keluarga pendawa,kemudian Prabu Burisrawa memerintahkan ke patih Tribasa untuk menyiapkan prajuritnya ke kurusetra bergabung dengan prajurit pandawa.

Prabu Duryudana,Prabu Salya dihadap patih Sengkuni dan adipati Karna,prabu Salya berusaha menghibur prabu Duryudana yang larut dalam kesedihan akibat gugurnya Dursasana dan Wikataboma serta dengan prajurit korawa lainya,namun demikian korawa sedikit merasa lega,sebab dengan matinya Gatotkaca,maka kekuatan Pandawa mengalami kerugian yang sangat besar,dalam pertemuan tersebut prabu Duryudana juga sedikit meminta pertanggungjawaban adipati Karna,kenaapa membuang kesempatan untuk membunuh Bima,padahal dengan matinya Bima,berarti keluarga Pandawa sesuai sumpah mereka,Adipati Karna menjelaskan sebagai satria apalagi senopati perang,ia harus taat pada peraturan perang,saat itu ia tidak langsung membunuh Bima,walau kesempatan ada,karena ia telah mendengar sangkala pertanda perang telah selesai,namun adipati Karna berjanji akan menghabisi keluarga pendawa dalam peperangan berikutnya.

Adipati Karno memanggil patih Adimanggala menyuruh kembali ke Awangga menemui Dewi Surtikanti memintakan Sedah(sirih)sebagai bekal peperangan melawan Arjuna besok.....
Dewi Surtikanti menerima kedatangan Adimanggala ,dengah tergesa-gesa Adimenggala salah mengucapkan kata kata yaitu "Adipati Karna minta pejah (mati)" mendengar ucapan itu Dewi Surtikanti mengira suaminya telah gugur di medan perang,tanpa pikir panjang langsung belapati bunuh diri dengan menancapkan keris pusaka kedalam perutnya,Adimanggala sangat terkejut segera lari kembali ke Astina menemui Adipati Karna dan menceritakan kejadian yang baru berlangsung,Adipati Karna marah dan menganggap kematian istrinya karena Adimanggala,kemudian menghunus kiai Jalak kemudian ditancapkan ke Adimanggala langsung mati seketika.

Batara Guru dihadapkan Batara Narada,Indra,Yamadipati dan dewa lainya,mendengarkan
besok akan berhadapan 2 satria tangguh kesayangan dewa,Batara Guru kemudian memerintahkan batara Narada untu mengerahkan para dewa dan bidadari menyaksikan pertandingan sambil membawa air setaman dan bunga-bunga sorga untuk penghormatan mereka yang gugur dalam peperangan, Prabu Biswarna dari negaranya berjalan dengan para punggawa menuju keperkemahan pandawa,diperjalanan ketemu dengan Adipati Karna
terjadilah peperangan yang berakhir dengan gugurnya Prabu Biswarna.

Peperangan terjadi antara pasukan Kurawa dengan pasukan Pandawa,pada puncaknya Adipati Karna yang naik kereta perang dengan sais Prabu Salya,berhadapan dengan Arjuna yang naik kereta dengan sais Prabu Kresna,perang berlangsung seru dan lama, keduanya saling mengeluarkan ilmu andalan masing masing ,Adipati Karna mengeluarkan
Aji Kalakupa,maka munculah Raksasa ganas langsung menyerang Arjuna,Arjunapun tidak kalah sigap langsung mengeluarkan Aji Mayabumi,sehingga raksasa tadi menjadi lemas tak bertenaga,kemudian Adipati Karna mengeluarkan Ajian lagi yaitu Naracabala Raden
Arjuna mengeluarkan Aji Tunggengmaya,yang meluluhkan semua daya kekuatan Ajian Naracabala,karena tak ada lagi pusaka yang bisa digunakan untuk membunuh Arjuna,Adipati Karna kemudian mengeluarkan panah Wijayacapa dan langsung diimbangi dengan pana Pasopati,keadaan menjadi sangat tegang karena baik Adipati Karna maupun
Arjuna telah siap untuk membunuh lawanya,pada saat yang menentukan itu berlakulah kutukan Resi Parasurama terhadap Adipati Karna,Adipati Karna mendadak lupa membaca
mantranya,akibatnya panah Wijayacapa meluncur tanpa kendali,hingga melesatdari sasaran,hanya menyerempet sedikit mahkota Arjuna,bersamaan dengan lepasnya panah Wijayacapa,Arjuna melepaskan panah Pasopati yang melesat dengan cepat,tepat menebas
putus leher Adipati Karna dan gugurlah senopati perang Kurawa.

Prabu Matswapati,Prabu Puntadewa,Prabu Kresna dihadapan keluarga Pandawa serta Dewi Drupadi.Prabu Puntadewa mengemukakan rasa duka cita atas gugurnya Adipati Karna ,karena meski ia berperang untuk kurawa,namun ia masih saudara tua pandawa.Prabu Matswapati kemudian mengajak mereka semua untuk berdoa bersama,memohon kepada Dewata agar kejayaan selalu menyertai keluarga Pandawa.

Tancep Kayon
Disadur Oleh Damin Pasar Rebo
Pekayon Jakarta-Timur

Bima Bungkus




Anak Pandu dan Kunti yang lahir dalam bungkus dibuang ke hutan Krendawahana karena tidak ada senjata yang mampu membuka bungkus itu,Destarata menyuruh para Kurawa untuk
memusnahkan dengan cara berpura-pura membantu membuka bungkus itu,namun tidak berhasil.

Dipertapaan Rhatawu Begawan Abiyasa mendapat pertanyaan dari cucunya yaitu R Arjuna
menanyakan keadaan kakaknya yang terlahir didalam bungkus yang sudah beberapa tahun belum juga dapat terbuka,Begawan Abiyasa menjelaskan bahwa saudaranya sedang menjalani pendadaran Dewa,setelah lahir nanti ia akan menjadi satria utama dan mendapat wahyu Jati,keadaan ini memnyebabkan adanya guncangan di dunia sampai ke kahyangan pengaruhnya.Untuk menghentikan goncangan tersebut Batara Guru menyuruh Gajahsena yaitu anak Batara Guru yang berupa Gajah,untuk memecah bungkus yang akan melahirkan Manusia Sejati,dan memerintahkan Dewi Umayi agar memberinya teman berupa
empat warna yang akan melindunginya,Dewi Umayi juga memberi ajaran Budipekerti tentang 7 macam hubungan manusia dengan Tuhannya,sebagai calon manusia ia harus sanggup mengerjakanya.

Dewi Umayi memberitahukan bahwa sekarang ia masih berada pada taraf Martabat Akhadiyat,yang artinya pada tingkat pertama masih jauh perjalananya menuju martabat
insan kamil yang merupakan tingkatan manusia sempurna.dalam perjalanan ia melalui martabat wuntat(terakhir)yaitu permulaan menjadi benih manusia.pada martabat akhadiyat ia diberi Nafsu Mutmainah yang berwarna Putih,selanjutnya diberi nafsu Amarah yang berwana Merah.Ketika memasuki alam Jisim (Alam Jasad) ia telah mempunyai wujud jasmaniah,sehingga mempunyai keinginan makan minum dan bersenggama,tidak berbeda dengan hewan bedanya,ia akan diberi Budi Luhur,namun apabila ia menolaknya,ia tidak dapat masu Surga,ia akan mengembara pada Akyan Sabiyah,ketika telah berada pada alam akan diberi nafsu Aluamah,kemudian akan melalui alam Arwah krn telah dimasuki Roh.

Ada 9 Roh yaitu,Roh Ilapi,Roh Rokhani,Roh Nurani,Roh Ulkudus,Roh Rahmani,Roh Jasmani
Roh Nabati,Roh Rewani semua itu merupakan badan Hyang Guru yang menggerakan (tindakan) Manusia.Dalam alam Kabir ia telah bersatu dengan 9 Roh,ia pakai sebagai sarana penampilan didunia,semua telah tertulis dalam LOHKILMAKPUL yang berupa Ngelmi Kadim,setelah selesai diberi ajaran Dewi Uma memberi busana berupa Cawatkain Bang Bintulu berwarna Merah,Hitam,Kuning,Popok,Sumping,Gelang,Porong,dan Kuku Pancanaka kemudian Dewi Uma meninggalkan dengan mengatakan bahwa sebenarnya ia telah menyatu dalam dirinya bayi Bungkus tersebut.

Gajahsena turun dari sorga lalu membuka bungkus,setelah bungkus pecah,karena terkejut keduanya berkelai,Gajahsena dipegang oleh Bratasena lalu dibanting,jasadnya
musnah tetapi roh hewaninya menyatu dengan dirinya,lalu ia menanyakan kepada orang terdekat dengan dirinya yaitu Batara Narada siapa sebenarnya dirinya,Batara Narada menjelaskan bahwa dirinya adalah anak dari Pandu yang terlahir berupa bungkus dan Narada memberi nama Bratasena,dan dibertahu bahwa meskipun dihadapan Batara Guru ia tidak boleh duduk dibawah dan menyembahnya,karena mengingat Bratasena adalah jelmaan Hyang Maya dan Hyang Manon yang ia sayangi.

Penampilan Bratasena terlihat menakutkan,tinggi besar dan gagah,jika bicara suaranya menggelagar seperti geledeg,kadang kadang mengaum seperti singa kelaparan,kemudian atas permintaan Raja Tasikmadu,Bratasena diminta mengalahkan Raja Raksasa yaitu Kala
Dahana,Patih Kala Bantala,dan senopati Kala Ranu,setelah dikalahkan Rohnya masuk kedam jasad Bratasena dengan demikian lengkap sudah sifat-sifat dari unsur Alam yang ke4 yaitu Bumi,Api,Air,Angin menyatu dengan R Bratasena.

Tancep Kayon,
Disadur Oleh Damin
Pasar Rebo,Pekayon Jakarta Timur

Bima Madamel



Di Negara Jodipati Arya Werkudara memberitahu pada anak dan istrinya bahwa ia mendapat perintah dari Dewa di Suralaya,untuk menanam padi ketan Gondhil,apabila berhasil menanam padi maka kemudian hari keturunanya dapat menjadi Raja Dijawa,kemudian Werkudara menyuruh istrinya Dewi Arimbi dan anak-anaknya untuk mencari benih,dan anak-anaknya untuk menyiapkan lahan,Gatotkaca sekeluarga minta diri pamit,menuju huta Sumeja yang masih berada diwilayah Jodipati,ketika lahan sdh
siap,Werkudara minta dipersiapkan Bajak dan Lembunya,yang menuntun Lembu adalah Antasena,sedangkan Antareja dan Gatotkaca mecangkul pinggiran Sawah sampai siap untuk ditanami padi.

Negeri Nganjuk yang diperintah oleh Prabu Kalawintaka,sedang dihadapkan oleh anak-anaknya,iying-iying,berupa ham padi.Mereka merintih dan mengaduh krn ingin sekali makan,dan yang diminta adalah tanaman ketan Gondhil,Prabu Kalawintaka menyarankan agar mereka pergi ke negara Jodipati,sedang ia sendiri akan menghadap Batara Guru agar anak-anaknya tidak diganggu,anak-anak Kalawintaka mohon ijin untuk berangkat
sedangkan Kalawintaka berpesan dan melarangan,bila diperjalanan nanti bertemu gambar Prabu Kalawintaka yang dibawa sambil membacakan matra,mereka jangan sekali-kali menerjang karena mereka akan hancur,Prabu Kalawintaka juga menggambarkan bagaimana cara mempergunakan papan itu,yaitu dibawa mengelilingi sawah sambil membaca manter
a ,apabila mereka melihat papan itu agar berhati-hati ,dan bila mendengar orang membaca mantera harus segera berlari pulang,mereka diminta mengingat-ngingat
pepetunjuk-petunjuk tersebut,sepeninggal anak-anak Prabu Kalawintaka pergi kehayangan
Jonggring salaka tidak terlihat oleh manusia karena kalawintana berbentuk makluk halus.

Batara Guru bertanya kepada Batara Narada mengapa terjadi goncangan yang terasa sampai di kahyangan,Batara Narada menerangkan bahwa akibat badan Bima yang telah menjalankan perintah dari Dewa Ruci agar menjadi Petani,tetapi sekarang tanamanya diganggu oleh hama,kemudia Batara Guru memrintahkan Batara Lodra untuk membunuh Kalawintana agar tidak menjadi penghalang bagi Bima,Batara Lodra menyanggupi dan diberi bekal senjata berupa Besi Pulosani untuk menghabisi Prabu Kalawintana.

Prabu Kalawintana sampai di kahyangan Kuwandawaru ia ditemui oleh Batara Lodra yang tidak mengijinkan untuk menghadap pada batara guru dan menyuruh kembali ke dunia
Kalawintana menolak dan marah sekali demikian pula batara lodra hingga terjadi perang
sampai akhirnya batara mengeluarkan Pulosani dipukulah kalawintana sampai rebah,namun tiba-tiba berubah emnjadi papan dan kelihatan ia berada didalamnya,Batara
Guru dan Batara Narada datang dan melihat kejadian tersebut mengatakan bahwa papan itu dinamakan TLAWINGAN BUSUR dan dapat digunakan untuk menolak hama,Tlawingan Busur dijadikan tempat pusaka Bima yang berupa Keris Kyai Banteng yang terjadi dari keturunan Kalagumarangyang bernama Kalabuja yaitu kakak Prabu Kalawintana.Bila kedua senjata itu disatukan akan terjadi ketentraman dalam mencari penghidupan.Batara Lodra diperintahkan untuk menyerahkan ke Bima,dan diberitahukan juga cara memakainya
yaitu dibawa mengelilingi sawah sambil dibacakan mantra.

Raden Gatotkaca melihat tanamanya hacur segera sowan ke Bima yang sedang dihadap Antareja,Antasena,Bima marah mendengar laporan Gatotkaca,bahkan berniat akan menghancurkan tanaman padi,Dewi Arimbi melarang niat itu sambil berucap barangkali masih ada pertolongan dari Hyang Agung,tak lama datanglah Batara Lodra yang diutus Batara Guru untuk menyampaikan Pusaka Taliwang Busur yang dapat dipergunakan menolak hama dan sekaligus memberitahu cara memakainya,dengan adanya pusaka itu R Werkudara merasa terhibur,ia memerintahkan Istri dan anak-anaknya untu menyiapkan sesaji dan menjelang Selasa Kliwon mulai menumpas hama,Ia membawa Gada Rujak Polo,Antasena membawa Gada Kulitasari,Antareja membawa Dupa,Gatotkaca membawa Keris Kyai Banteng,menjelang pagi semua hama sirna. Tak lama kemudian ada wangsit dari Sang Dewa Ruci, saat nanti terjadi Baratayuda akan mendapat kemenangan,karena telah berhasil menanam padi Ketan Gondhil.

Kesimpulanya :
Didalam Kehidupan akan selalu terjadi pasang surut dan Cobaan-Cobaan yang kadang merasa tidak mampu menghadapi,tetapi dengan berdoa pertolongan Alloh pasti akan datang walaupun prosesnya agak lama,dekat dengan anak dan istri itulah komunikasi yang harus dibangun.


Disalin Oleh :
Damin Kecilamass
Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur

Bima Swarga



Raden Werkudara sudah berada di surga,di padang bunga ditemani oleh kedua pelayan Twalen dan Mredah,kepingin mengeluarkan Ayahnya yang berada di Neraka Aweci dalam Bejana tembaga yang berkepala Sapi oleh Batara Yama setelah R Werkudara mengalahkan pasukan Kingkara diantaranya terdapat Suratma Jogormanik,Dorakala dan Mahakala mereka adalah penjaga kerajaan Yama,yang menyerang Werkudara karena telah menyalahi janji,Werkudara hanya diperkenankan mengeluarkan 3 Roh,namun yang dikeluarkan semua Roh yang ada dineraka,karena saat mencari Roh Pandu hampir tidak ditemukan,maka seluruh isi Bejana dituang,Roh Pandu ditemukan didasar Bejana.

Menurut Werkudara sebenarnya hanya mengeluarkan 3 Roh yaitu Roh laki-laki,Wanita dan Banci,Tulang tulang Pandu dikumpulkan kemudian disembah oleh Kunti dan saudara-saudara Werkudara,Nakula menipu agar Werkudara mau menyembah tulang Pandu sehingga dapat hidup lagi,Pandu dapat berjalan namun tidak dapat bicara.Kunti meminta agar Werkudara mencari air suci yang berada di tempat duduk Siwa untuk menyucikan Pandu.

Air suci itu dijaga oleh dewa dewa Penjaga Dunia 4 dan 9 Arah mata angin,terutama Batara Ludra yang dikelilingi oleh Ular,Hantu Kepala dan Hantu Perut,sedangkan pintu nya merupakan roda yang selalu berputar,citra Werkudara digambarkan oleh Twalen sebagai manusia kedua setelah Prama-Siwa yang serupa dengan Dewa BayuTwalen sangat kenal dengan hal-hal yang lahir bersamaan,yaitu Air Ketuban yang disebut Mrajapati terletak disebelah Timur,Anggapati berada disebelah Utara,Banaspati berada di Barat,
dan Banaspati Raja disebelah Selatan,ia mempunyai kemampuan yang linuwih karena Ia adalah Dewa Kehidupan,Ia menguasai Pancata Mantra yaitu Daya Penciuman,daya rasa,daya
penglihatan,,daya peraba,dan daya pendengaran,Ia menguasai Pengetahuan,Ia seorang yang tidak peduli dengan hidupnya mati juga baik hidup juga baik,werkudara mau mengorbankan dirinya untuk memenuhi permintaan Ibunya untuk mencari Air Suci.

Setelah Sampai di Khayangan Batara Siwa,werkudara minta Air tersebut,para penjaga marah dan menyerang ,namun dapat dikalahkan mereka minta bantuan Dewa Bayu yang disebut Pramajnana,karena atas bantuanyalah Werkudara dapat lahir dari bungkus ke dunia,kemudian Dewa Bayu memerangi Werkudara,bahkan Werkudara menyerahkan Gadanya pemberian Kalamaya ana Wismakama yang dapat melarikan dari hutan Kandawa yang terbakar saat membangun Indraprasta,Werkudara dipukul hingga mati kemudian di hidupkan lagi oleh Nawaruci yang sayangnya kepada wrekudara tidak berkurang, hal ini terjadi berulang-ulang sampai muncul Siwatma di atas Wrekudara dan Nawaruci, di atas Bayu Siwatma mengatakan agar ia tidak memerangi wrekudara,Nawaruci mengijinkan Wrekudara mendapatkan air suci,memberi sedikit dimasukan dalam botol kemudian menyuruh segera pergi mengingat manusia yang bertulang tidak boleh berada di kahyangan,Twalen memujinya hanya manusia seperti Werkudara yang dapat melakukan pekerjaan ini secara sempurna,karena dia adalah anak Dewa Penguasa Kehidupan di 3 Dunia,anak dari Bayu atau Prancan.

Kesimpulan :
Menjunjung Tinggi Mendem Jero juga berlaku pada masa sekarang namun hal ini sangat jarang terlihat,Seorang Anak harus bisa menswargakan Orang Tua,seberat apapun harus melaksanakannya,sesuai dengan ajaran Agama Islam BERBAKTILAH PADA ORANG TUA niscaya ALLOH akan membukakan pintu surga.

Disalin :
Damin-Pekayon Pasar Rebo
Jakarta-Timur

Kisah Semar




Para pujangga jawa dalam karya sastranya mengisahkan Semar bukan sekedar rakyat biasa
melainkan penjelmaan Batara Ismaya,kakak Batara Guru,terdapat beberapa versi tentang kelahiran semar namun semua menyebutkan sebagai penjelmaan dewa.Serat KANDA,Naskah Paramayoga,Naskah Purwakanda,Naskah Purwacarita mengisahkanya hampir sama,maka penulis mengambil cerita dari naskah Purwacarita karena cerita ini menyamai dengan yang biasa didengar dalam pagelaran wayang.

Sanghyang Tunggal menikah dengan Dewi Rekatawati putri Sanghyang Rekatatama dari perkawinan itu melahirkan sebutir telur yang sangat bercahaya,dengan perasaan kesal Sanghyang Tunggal membanting hingga pecah menjadi 3 bagian yaitu Cangkang,putih,dan kuning telur,kemudian menjelma menjadi laki-laki yang dari cangkang diberi nama Antaga,dari putih telur diberi nama Ismaya,sedangkan dari kuningnya diberi nama Manikmaya.Antaga(Togog) dan Ismaya(Semar) pada suatu hari berselisih karena ingin menjadi pewaris tahta Kahyangan,keduanya mengadakan adu kasekten untuk menelan Gunung.Antaga memulai dulu menelanya namun terjadi musibah sehingga mulutnya robek dan matanya melotot(lebar)kemudian Ismaya memakan dengan pelan2 sedikit demi sedikit sampai beberapa waktu namun gunung tersebut tidak berhasil dikeluarkan akibatnya sejak itu Ismaya bertubuh bulat,melihat kedua anaknya berambisi dan serakah berebut waris Sanghyang Tunggal menghukum untuk menjadi pengasuh keturunan Manikmaya yang di nobatkan menjadi Raja di Kahyangan.

Semar dalam bhs Jawa disebut juga Badranaya terdiri 2 suku Badra dan Naya
kata Badra = Bebadra dg arti = Membangun sarana dari dasar sedangkan
Naya = Nayaka yaitu Utusan Rasul
Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Alloh demi
kesejahteraan manusia.

Menurut Javanologi Semar = Haseming samar-samar
Harafiah = Sang penuntun kehidupan

Semar bukan laki-laki juga bukan perempuan,tangan kanan keatas tangan kiri ke belakang maknanya = Sebagai Pribadi tokoh Semar mengatakan sebagai simbol "Sang Maha Tunggal", Tangan kirinya kebelakang bermakna "Berserah total dan Mutlak serta sekaligus simbol Netral namun Simpatik".

Semar Berdomisili di Karang Kadempel(Karang=Gersang)Kadempel=Keteguhan Jiwa.
Rambutnya Kuncung maknanya hendak mengatakan :Akuning sang Kuncung=Sebagai kepribadian Pelayan yang mengejawantah melayani umat tanpa pamrih untu beribadah amaliah sesuai dengan sabda Allah.

Semar berjalanya menghadap keatas maknanya : dalam perjalanan anak manusia perwujudan ia akan memberikan teladan agar selalu memandang keatas(Sang Khaliq)

Kain Semar Parangkusumorojo yaitu perwujudan Dewonggowantan (untuk menuntun manusia) agar Memayuhayuning bawono:menegakan keadilan dan kebenaran dibumi.

Ciri Sosok Semar adalah:
- Semar berkuncung seperti kanak-kanak,namun berwajah sangat Tua
- Semar tertawa selalu diakhiri denga nada tangisan
- Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa
- Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok
- Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya

Tokoh Wayang semar ternyata dipandang bukan sekedar historis ,tetapi lebih bersifat
mitologi dan symbolis tentang Ke-Esaan ,yaitu : Suatu lambang dari pangejawatahan expresi,persepsi dan pengertian tentang Allah yang menunjukan pada konsepsi.

Disalin:
Damin Kecilamass
Pekayon Pasar Rebo Jakarta-Timur

Gareng dan Bagong

Gareng adalah punakawan yang berkaki pincang,merupakan sebuah sanepa dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam melangkahkan kaki,Ciker atau patah ini adalah sanepa bahwa Gareng tidak suka mengambil hak milik orang lain,diceritakan bahwa tumit sebelah kanan terkena penyakit bubul.Gareng pernah menjadi raja di Paranggumiwayang dengan gelar PANDU PRAGOLA yang dikalahkan oleh Prabu Welgeduwelbeh
tak lain adalah jelmaan dari saudaranya sendiri Petruk.

Gareng dulunya seorang ksatria bernama Bambang Sukodadi dari padepokan Bluktiba,ia orang yang sangat sakti namun sombong,sehingga selalu menantang ksatria yang ditemui
nya,saat baru menyelesaikan tapanya Gareng ketemu dengan ksatria bernama Bambang Penyukilan,karena salah paham mereka berkelahi hasilnya tidak ada yang kalah maupun yang menang,bahkan wajah mereka semua rusak.Kemudian datang Batara Ismaya(semar)melerai,karena Batara Ismaya pamong para ksatria pandawayang berjalan diatas kebenaran,maka dalm bentuk JANGGANAN SAMARA ANTA semar memberi nasehat pd keduanya.

Karena kagum dengan Ismaya,kedua ksatria itu minta mengabdi dan minta diakui sebagai anak oleh Lurah Karang Dempel,titisan Dewa (Batara Ismaya)itu.Jangganan Samara Anta mau menerima mereka,asal mau menemani menjadi pamong para ksatria berbudiluhur (Pandawa) akhirnya mereka setuju dengan persyaratan itu,kemudian Gareng diangkat
menjadi anak tertua.

"""BAGONG"""
Sebagai seorang Punakawan mempunyai sifat menghibur dengan ciri-ciri fisik .Tubuh bulat,mata lebar,bibir ndombleh.gaya bicaranya terkesan semaunya sendiri dibandingkan dengan saudara-saudaranya.

Asal usul Bagong terkisah disaat Semar dan Togog mengajukan permohonan kepada ayahnya yaitu Sanghyang Tunggal,supaya masing -masing diberikan diberi teman.
Sanghyang Tunggal balik bertanya yang berbunyi""Siapa Kawan Sejati Manusia"" Togog menjawab ""Hasrat"" sedang Semar menjawab "" Bayangan""kemudian Sanghyang Tunggal mencipta hasrat Togog menjadi manusia kerdil yang diberi nama BILUNG, sedangkan
bayangan Semar dicipta menjadi manusia bertubuh bulat yang diberi nama BAGONG.

Disalin oleh:
Damin Kecilamass
Pekayon Pasar Rebo Jakarta-Timur

Walisongo dengan Islam

Walisongo dikenal sebagai penyebar agama Islam di abad 17 di tanah jawa khususnya di pantai utara pulau jawa,mulai dari Surabaya-Gresik-Lamongan jawa timur,Demak-Kudus-Muria Jawa Tengah sedangkan di jawa barat meliputi Cirebon, di era itu dominasi agama Hindu-Budha sangat kuat di pulau jawa,Walisongo Berusaha untuk merubah Budaya Nusantara dengan Budaya Islam,mereka adalah merupakan simbol penyebar agama Islam di Indonesia.

Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa Walisongo adalah sebuah Dewan yang di bentuk oleh R.Rahmat( Sunan Ampel ) thn 1474,saat itu Walisongo beranggotakan a.l Raden Hasan (Pangeran Bintoro)-Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang yaitu seorang putra dari Sunan Ampel)-Qasim(Sunan Drajad yaitu putra kedua dari sunan Ampel)-Sunan Kudus (anak dari Pangeran Ngudung)-Sunan Giri( Raden Ainul Yaqin yaitu putra dari Maulana Ishaq);Syekh Suta Maharja;Raden Hamzah(Pangeran Tumapel)dan aden Mahmud.

Para walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya,
pengaruh mereka terasakan dalam beragam manifestasi peradaban masyarakat jawa mulai dari bercocok tanam,perdagangan,kebudayaan,kesenian sampai ke pemerintahan semua itu adalah merupakan hasil pemikiran yang sudah sangat maju.

Nama-Nama Walisongo a.l :
1.Sunan Gresik ( Maulan Malik Ibrahim) 2.Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3.Sunan Bonang ( R.Makhdum Ibrahim ) 4.Sunan Drajad (Raden Qasim )
5.Sunan Kudus ( Jafar Sidiq ) 6.Sunan Giri (R.Paku atau Ainul Yaqin)
7.Sunan Kalijaga ( Raden Said ) 8.Sunan Muria (Raden.Umar Said )
9.Sunan Gunung Jati(Syarif Hidayatullah)

1.SUNAN GRESIK.
Atau Malik Ibrahim dianggap sebagai wali pertama yang berdakwah agama Islam dijawa,Ia mengajarkan bercocok tanam dan merangkul masyarakat yang pada saat itu sedang dilanda krisis ekonomi dan perang saudara karena kekuasaan kerajaan Majapahit
dan membangun pondokan di Leran sebagai pusat belajar agama thn 1419,Sunan Gresik wafat dan dimakamkan di desa Gapura Wetan Gresik.

2.SUNAN AMPEL.
Atau Raden Rahmat adalah keturunan ke-12 dari Husain bin Ali,beliau adalah putra Maulan Malik Ibrahim dengan seorang putri Champa,dan masih kerabat dengan salah seorang istri atau selir dari Brawijaya yaitu Raja Majapahit,Sunan Ampel merupakan sesepuh para wali lainya,Pesantrenya tertempat di Ampel Denta Surabaya dan merupakan
Pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa,Beliau menikah dengan Nyai Ageng Manila
putri dari Adpati Tuban bernama Arya Teja,Sunan Bonang,Sunan Kudus adalah anak-anaknya sedang Sunan Drajat adalah Cucunya.Makam Sunan Ampel terlatak di dekat Masjid Ampel Surabaya.

3.SUNAN BONANG.
adalah anak dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila,beliau berdakwah melalui kesenian dan sebagai penggubah suluk WIJIL dan tembang TOMBO ATI yang masih sering dinyanyikan orang pada saat ini,pembaharuan yang sangat khas yaitu memasukan Rebab dan Bonang pada gamelan.Sunan Bonang diperkiran wafat pada thn 1525.

4.SUNAN DRAJAT.
adalah putra Sunan Ampel yang berdakwah dengan penekanan sifat kedermawanan,kerja keras yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan,yang bertempat di Desa Drajat,
Kecamatan Paciran,Lamongan.Tembang Pangkur sebagai ciptaanya, sedang gamelan Singomengkok adalah peninggalanya dan saat ini masih tersimpan dimusium Daerah Sunan Drajat Lamongan.Beliau diperkirakan wafat pada thn 1522.

5.SUNAN KUDUS.
adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji dengan Syarifah yaitu adik dari Sunan Bonang,Sunan Kudus merupakan keturunan ke-14 dari Husain bin Ali, sebagai
seorang wali perananya sangat besar dalam pemerintahan kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang dan hakim peradilan Negara, beliau berdakwah dikalangan penguasa dan priyayi jawa,diantara yang pernah menjadi muridnya ialah Sunan Prawoto penguasa Demak dan Aryo Penangsang adipati Jipang Panolan, salah satu peninggalanya
yang terkenal adalah Mesjid Menara Kudus yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam, sunan kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.

6.SUNAN GIRI.
adalah putra dari Maulana Ishaq,merupakan keturunan ke-12 dari Husain bi Ali dan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dengan Sunan Bonang,Beliau mendirikan
pemerintahan sendiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah agama Islam diwilayah jawa dan Indonesia Timur;bahkan sampai ke kepulauan Maluku, Salah satu keturunanya yang terkenal adalah Sunan Giri Prapen, yang
menyebarkan agama Islam sampai ke Lombok dan Bima.

7.SUNAN KALIJAGA.
adalah putra dari Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur
ialah murid dari Sunan Bonang, beliau berdakwah antara lain melalui kesenian wayang kulit dan tembang suluk, tembangan yang terkenal ialah tembang Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul, Sunan Kalijaga disebut menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.

8.SUNAN MURIA.
adalah Raden Umar putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Sujinah dan putri Sunan Ngudung.

9.SUNAN GUNUNG JATI.
atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah, putra Nurul Alam putra Syekh
Jamaludin Akbar, dari pihak Ibu, beliau masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja, Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahanya,kemudian berubah menjadi Kesultanan Cirebon, Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebaran agama Islam di Banten,sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.

Disalin oleh:
Damin
kecilamass.com Pasar Rebo
Pekayon-Jakarta Timur

Kisah Anoman




Anoman/Hanoman adalah kera putih yang beradat-astiadat seperti manusia mempunyai
beberapa nama a.l : Anjaniputra(putra Dewi Anjani),Bayudara(putra Batara Bayu),Bayu siwi,Garuputra,Handayapati,Yudawisma,Maruti,Sanggana,Mayangkara.

Anoman adalah putra Bathara Guru dengan Dewi Anjani,putri sulung Resi Gotama dengan Dewi Windradi dari pertapaan Erriya/Grastina,Anoman merupakan makhluk kekasih Dewa
Ia mendapatkan anugerah Cupumanik Astagina,juga ditakdirkan berumur panjang,hidup dari jaman Ramayana sampai jaman Mahabrata,bahkan sampai memasuki jaman Madya,Anoman
memiliki beberapa kesaktian,dapat bertiwikrama,Aji sepiangin(dari Batara Bayu),Aji
Pameling(dari Batara Wisnu),Aji Mundri (dari Subali),Tata pakaianya melambangkan
Kebesaran a.l:Pupuk Jarotasem ngrawit,Gelung Minangkara,Kelatbahu Sigar Blibar,
Kampuh/kain poleng berwarna hitam,merah dan putih,Gelang/Binggel Candramurti dan ikat
Pinggang akar Mimang.

Anoman tiga kali menikah pertama dengan Dewi Urangrayung putri Begawan Minalodra dari
Kandabumi,berputra Trigangga/Triyangga berwujud kera putih.kedua menikah dengan Dewi
Sayempraba,putri Raksasa Wisakarma dari Gowawindu,tidak mempunyai anak,Anoman menikah
yang ketiga dengan Dewi Purwati,putri Resi Purwapada dari petapaan Andonsumawi,berputra Purwaganti.

Anoman mempunyai watak a.l: Pemberani,sopan santun,tahu harga diri,setia,rendah hati
Prajurit ulung,waspada,teguh dalam pendirian,Ia mati moksa,raga dan sukamnya lenyap di pertapaan Kendalisada.

Damin gombong
Pasar Rebo Jakarta Timur

Wayang Purwo



Raden Puntadewa adalah putra sulung Prabu Pandudewanata dengan Dewi Kuntinalibrata sesungguhnya Puntadewa merupakan putra kedua akibat ajian Adityaredhaya ajaran Resi
Druwasa,Kunti sempat hamil sesaat sebelum terjadinya sayembara pilh,lalu putranya
yang dikeluarkan dari telinga dinamai Karna dibuang dan diasuh oleh seorang sais kereta bernama Adirata.

Secara resmi Puntadewa adalah putra Pandu dan Dewi Kunti namun sesungguhnya adalah putra Dewi Kunti dengan Batara Darma (Dewa Keadilan)hal tersebut terjadi karena kutukan yang diucapkan oleh resi Kimindamayang dibunuh Pandu saat bercinta dalam wujud kijang,tapi akibabat ajian tersebut diatas,Dewi kunti dan pandu dapat memiliki
keturunanuntuk meneruskan tahta kerajaan.Puntadewa mempunyai saudara 4 orang 2 orang
saudara seibu yaitu Bima dan Arjuna, 2 orang lagi berlainan ibu mereka adalah Nakula (Pinten) dan Sadewa (Kansen.

Puntadewa memiliki nama-nama lain lain yaitu Raden Dwijakangka sebagai nama samaran
saat menjadi buangan selama 13 thn di kerajaan Wirata,Raden Darmputra karena merupakan putra Batara Darma,Darmakusuma,Darmawangsa,Darmaraja,Gunatalikrama,Sang Ajtasatru,Kantakapura,Yudistira dan Samiaji julukan dari Prabu Kresna,Puntadewa memiliki watak sadu(Suci,Ambeg brahmana),suka mengalah,tenang,Sabar,Cinta perdamaian
tidak suka marah walaupun harga dirinya disakiti,digolongkan dalam tokoh Berdarah Putih bersama dengan Begawan Bagaspati,Antasena dan Resi Subali sebagai perlambang
kesucian hati dan dapat membunuh nafsu yang buruk.

Konon Puntadewa dilahirkan dari ubun-ubun dewi Kunti,sejak kecil putra-putra pandu
selalu ada dalam kesulitan.Mereka selalu bermusuhan dengan Kurawa saudara sepupunya yang didalangi Paman dari Kurawa yaitu Patih Sengkuni,pangkal masalahnya yaitu Kerajaan Astinapura yang ditinggalkan Pandu karena wafat,sedang usia Pandawa masih sangat muda maka kerajaan dititipkan pada kakaknya Adipati Destarastra dengan disaksikan oleh Dang Yang Dorna,Patih Sengkuni,Resi Bisma,Begawan Abiyasa dan Yamawidura dengan perjanjian tertulis agar kerajaan Astinapura diserahkan kepada
Pandawa kelak apabila sudah pada dewasa sedangkan Destarasta mendapatkan sebagian dari wilayah Astina,namun karena hasutan Patih Sengkuni maka kemudian Kurawalah yang menduduki tahta kerajaan,segala cara dihalalkan untuk menyingkirkan Pandawa dimulai dengan PANDAWA TIMBANG,BALE SIGALA-GALA,PANDAWA DADU,terakhirnya dengan BARATAYUDA JAYABINANGUN.

Karena Puntadewa mempunyai kebiasaan buruk(Dadu) menyebabkan para Pandawa berada pada kesulitan besar,kisahnya pada saat konflik perebutan kerajaan Astina,Kurawa
mengajak main dadu, awal mula Puntadewa hanya dengan taruhan uang sampai hingga
mempertaruhkan kerajaan dan istri,akhirnya dimilki oleh Kurawa,Namun sebelumnya
Puntadewa bersama adik-adiknya berhasil mendirikan Kerajaan dihutan Mertani,yaitu sebuah hutan yang sangat angker yang dihuni oleh raja jin yang bernama Prabu Yudistira.

Saat Pandawa beranjak dewasa mereka selalu dimusuhi Kurawa akibatnya para tetua Astina memberikan solusi dengan menghadiahi sebuah hutan Wanamarta dengan tujuan untuk menghindari perang merebutkan Astina,hutan yang tadinya angker berubah menjadi
kerajaan megah,Prabu Yudistira serta putrinya Dewi Ratri(Dewi Kuntulwilanten menyatu
dalam tubuh Puntadewa yang berdarah putih,sejak itu pulalah Puntadewa bernama Yudistira.

Peristiwa Bale sigala-gala Pandawa dijebak dengan jamuan disuatu Purocana(istana dara kayu)dengan alasan Kurawa akan menyerahkan sebagian Astina ke Pandawa,pada saat pandawa mabuk dan tertidur,kurawa akan leluasa membakar tempat tersebut dan dengan harapan pandawa musnah.Saat terjadi kebakaran Bima Sadar dengan cepat membawa Ibu dan saudara-saudaranya lari menuju terowongan yang diiringi garangan putih sampai pada Kahyangan Saptapertala bertemu dengan Sang Hyang Antaboga,dan melanjutkan perjalanan ke Pancala,dimana sedang diadakan sayembara adu Jago memperebutkan Dewi
Drupadi,barang siapa yang mengalahkan Gandamana akan berhak atas Dewi Drupadi,Bimalah pemenangnya,Bima menyerahkan Drupadi pada kakak tertua untuk memperistrinya,Pandawa masih harus membunuh naga yang tinggal dibawah pohon Beringin
Arjunalah pemenangnya,Puntadewa dan Dewi Drupadi mempunyai Putra yaitu Pancawala.

Dalam masa buangan kebijaksanaan Puntadewa diuji,pada suatu saat Puntadewa menyuruh Sadewa untuk mengambil air di telaga namun sudah beberapa lama tak kunjung datang disuruhlah Nakula untuk menyusulnya nasibnyapun sama kemudia disuruh Arjuna,Bima kejadianyapun sama tak kembali, akhirnya Puntadewa datang sendiri ke telaga sesampai
di telaga sang raksasa besar berkata "Barangsiapa mau meminum air telaga ini harus bisa menebak teka-teki dariku" pertanyaanya adalah ""Apakah yang pada saat kecil berkaki empat dewasa berkaki dua dan setelah tua berkaki tiga""Puntadewa menjawab itu MANUSIA,saat kecil (Bayi)manusia belum bisa jalan maka merangkaklah,setelah dewasa manusia sanggup berjalan,setelah tua dan mulai bungkuk membutuhkan tongkat untuk menyangga tubuh.Lalu Sang Raksasa bertanya lagi,Jika ia dapat menghidupkan satu dari keempat saudaranya yang manakah yang diminta untuk menghidupkanya Puntadewa menjawab Nakula lah yang diminta dihidupkan karena jika jika keempat meninggal maka akan tersisa seorang dari Dewi Kunti maka sebagai putra sulung dari Dewi Kunti ia meminta,Nakula anak Dewi Madrim,Dengan demikian keturunan Pandu dan Dewi Madrim dan Dewi Kunti tetap ada.Sang Raksasa sangat puas dengan jawaban Puntadewa lalu menghidupkan keempat saudaranya dan berubah menjadi Batara Darma.

Disadur oleh
Damin-kecilamass
Pasar Rebo-Jakarta-Timur

Sunan Ampel





Prabu Sri Kertawijaya sedang risau memikirkan budi pekerti rakyatnya yang bubrah tanpa arah,apalagi sepeninggal Prabu Hayam Wuruk dan Patih Gajahmada,Kejayaan Majapahit tinggal kenangan pahit,Perang saudara terjadi dimana-mana,judi,mabuk-mabukan,portitusi menjadi pemandangan sehari-hari,melihat beban berat sang suami Ratu Darawati(Putri Raja Campa) menawarkan solusi untuk mendatangkan keponakanya yang ahli mendidik kemerosotan budi pekerti namanya"Sayyid Ali Rahmatullah"Putra Kakanda Candrawulan,tanpa pikir panjang Kertawijaya mengirimkan utusan menjemputnya ke Campa kini wilayah Kamboja.

Ali Rahmatullah inilah yang kelak dikenal sebagai "Sunan Ampel" cucu Raja Campa
adalah putra kedua pasangan Syekh Ibrahim Asmarakandi dengan Dewi Candrawulan,Ayah Syekh Ibrahim adalah seorang ulama dari Samarkand,Asia Tengah,kawasan ini melahirkan ulama besar antara lain Perwi hadis Imam Bukhari.

Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Campa,Ia kemudian diangkat sebagai menantu,
silsilah Ibrahim dan Rahmatullah sampai ke Nabi Muhammad melalui jalur Imam Husein bin Ali sebagai keturunan ke-23,Sunan Ampel diperkirakan lahir pada 1420 karena ketika berada di Palembang umurnya 20 tahun,Ia memperkenalkan Islam kepada Raja Palembang Arya Damar didampingi ayahnya ,kakaknya Sayid Ali Murtadho dan sahabat yaitu Abu Hurairah sampai ketanah jawa sebelah utara.

Rombongan mendarat di bandar kota Tuban,mereka berdakwah beberapa lama,sampai Syekh Asmarakandi wafat.Makamnya kini masih terpelihara di Desa Gesikharjo,Palang,Tuban sisa rombongan melanjutkan perjalanan ke Trowulan yaitu Ibu Kota Majapahit menghadap Kertawijaya,beliau menyanggupi permintaan Raja untuk mendidik moral para bangsawan dan rakyat Majapahit,sebagai rasa terimakasihnya Raja memberi hadiah Tanah di Ampeldenta,sejumlah 300 keluarga diserahkan untuk didik dan mendirikan pemukiman di Ampel meski Raja menolak masuk Islam,selama tinggal di Majapahit Sunan Ampel dinikahkan dengan Nyai Ageng Manila putri dari Tumenggung Arya Teja seorang Bupati Tuban,sejak bergelar Pangeran,beliau makin disegani masyarakat dan terus berdakwah,rombongan Raden Rahmat menuju ke Ampel dari Trowulan melewati desa Krian,Wonokromo berlanjut sampai Desa Kembang Kuning.

Ia membagi-bagikan kipas yang terbuat dari akar tumbuh-tumbuhan kepada penduduk,mereka cukup mengimbali dengan mengucap Syahadat.Raden Rahmat membangun sarana Ibadah yaitu Mushalah(Langgar) sederhana di Kembang Kuning dengan perjalanan waktu Langgar tersebut kemudian menjadi besar, megah dan bertahan sampai sekarang dan diberi nama ""Masjid Rahmat"" setibanya di Ampel langkah pertama yang dikerjakan adalah membangn Masjid dan Pesantren sebagai pusat Ibadah dan Dakwah mengikuti model Maulana Malik Ibrahim di Gresik,format pesantrenya mirip biara yang sudah dikenal masyarakat jawa.

Raden Rahmat(Sunan Ampel)memang dikenal meliliki kepakaan adaptasi,cara menanamkan akidah dan syariat sangat memperhatikan kondisi masyarakat misalkan kata "salat" diganti dengan "Sembahyang"(asalnya ;Sembah dan Hyang)Musala dinamai "Langgar" mirip kata "Sanggar" Penuntut ilmu agama disebut "Santri" berasl dari"Shastri" artinya orang yang tau buku suci agama Hindu.Meski Raden Rahmat menganut mazhab Hanafi beliau sangat toleran pada penganut lainya,santri dibebaskan ikut mazhab apa saja,dengan cara pandang yang netral itu maka pendidikan di Ampel mendapat simpati kalangan luas dari sinilah sebutan "Sunan Ampel"mulai populer.

Ajaran yang terkenal adalah falsafah "Moh Limo" Moh Main,Moh Ngombe,Moh Maling,Moh Madat,Moh Madon,falsafah ini sejalan dengan kemrosotan mental atau moral warga Majapahit yang dikeluhkan Sri Kertajaya,Sunan Ampel sangat memperhatikan kaderisasi buktinya dari sekian putra dan santrinya kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka.Dari perkawinan dengan Nyai Ageng Manila,Sunan Ampel dikaruniai enam anak,dua diantaranya juga menjadi wali yaitu Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)dan Sunan Drajat (Raden Qosim).

Seorang Putrinya bernama Asyikah dinikahkan dengan muridnya yaitu Raden Patah yang kelak menjadi Sultan pertam Demak.Dua Putrinya dari istri yang lain yaitu Nyai Karimah,Yakni Dewi Murtiasih diperistri Sunan Giri,dan Dewi Mursimah diperistri Sunan Kalijaga semua adalah murid-muridnya.Sunan Ampel sudah terbiasa berbeda pendapat dengan putra dan murid-menantunya yang juga para wali,pernah suatu saat Sunan Kalijaga menawarkan untuk mengislamkan adat sesaji,selamatan,wayang,dan gamelan namun Sunan menolak secara halus""Apakah tidak khawatir kelak adat itu akan dianggap dari Islam" nanti bisa Bid'ah dan Islam tidak murni lagi"pandangan Sunan Ampel didukung Sunan Giri dan Sunan Drajat sementara Sunan Kudus dan Sunan Bonang menyetujui Sunan Kalijaga,bahkan Sunan Kudus membuat dua kategori: adat yang bisa dimasuki Islam dan yang sama sekali tidak bisa dimasuki.

Perdebatan ini mirip dalam Ushul Fiqih :Apakah adat bisa dijadikan sumber hukum Islam atau tidak,meski demikian perbedaan itu intinya tidak mengganggu Silaturahmi antara para Wali,memang Sunan Ampel terkenal bijak mengelola perbedaan pendapat,dengan sepeninggalnya Maulana Malik Ibrahim ia diangkat menjadi sesepuh Wali Songo dan Mufti (Juru Fatwa)se tanah jawa,menurut satu versi,Sunan Ampel lah yang memprakarsai pembentukan Dewan Wali sebagai strategi menyelamatkan dakwah Islam di tengah kemelut politik Majapahit.

Babad Gresik menyebutkan tahun 1481,dengan Candrasengkala"Ngulama Ampel Seda Masjid"beliau wafat saat sujud di masjid sedang Serat Kanda edisi Brandes menyatakan tahun 1406,sumber lain menyebutkan tahun 1478,setahun setelah berdirinya Masjid Demak dan dikuburkan di sebelah barat Masjid Ampel diareal 1000 meter persegi bersama istri dan para santrinya yang mendahuluinya, komplek makam dikelilingi tembok setinggi 2,5 meter melingkar seluas 64 meter persegi.Khusus makam Suana Ampel dikelilingi pasir putih.pada hari biasa pengunjung bisa mencapai 1000 orang,
tetapi pada saat bulan Ramadhan pengunjung semakin ramai.

Disadur oleh :
Damin-kecilamass
Pekayon Pasar Rebo Cibubur
Jakarta-Timur

Sunan Bonang




Syekh Maulana Makhdum Ibrahim adalah nama asli Sunan Bonang putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila (Dewi Condrowati)putri Prabu Kertabumi atau anak angkat Arya Teja yang sudah beragama Islam,sejak kecil Raden Makhdum sudah diberi pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin,sudah barang tentu latihan atau Riadha para wali itu lebih berat dari pada orang awam,Sunan Ampel sudah mempersiapkan sebaik mungkin karena Raden Makhdum adalah calon wali yang besar,maka sejak remaja bersama Raden Paku beliau belajar agama sampai ke negri sebrang yaitu di Pasai,keduanya menambah pengetahuan pada Syekh Awwalul Islam atau ayah kandung Sunan Giri dan menetap disana,dan belajar pada ulama ahli tasawuf yang berasal dari Bagdad,
Mesir,Arab dan Persi atau Iran,setelah merasa ilmu yang dipelajari Raden Makhdum dan Raden Paku pulang ke jawa,raden Paku ke Gresik terus mendirikan pesantren Di Giri,Raden Makhdum diperintahkan Sunan Ampel untuk berdakwah di Tuban,dalam berdakwahnya beliau sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka yaitu berupa seperangkat gamelan yang disebut bonang.

Sunan Bonang dengan sabar berdakwah sambil membunyikan bonang yang di pukul dengan kayu lunak maka timbullah suara yang merdu ditelinga penduduk setempat,lebih-lebih apabila Sunan Bonang yang membunyikan pengaruhnya sungguh luar biasa bagi warganya
dan tidak sedikit masyarakat yang berkeinginan belajar membunyikan bonang sambil melagukan tembang-tembang ciptaan Sunan Bonang maklum beliau sangat mempunyai cita rasa seni yang tinggi,hasil ciptaanya yang masih sampai sekarang "Tamba Ati",murid-muridnya tersebar sampai Ke Bawean,Jepara,Madura maupun di Tuban sendiri.

Pada masa hidupnya Sunan Bonang termasuk penyokong kerajaan Islam Demak,dan ikut membantu mendirikan masjid Agung Demak,oleh masyarakat Demak beliau terkenal sebagai bala tentara Demak,Dialah yang memutuskan pengangkatan Sunan Ngudung sebagai panglima tentara Islam Demak,ketika Sunan Ngudung gugur,Sunan Bonang yang mengangkat Sunan Kudus sebagai panglima perang,nasehat yang berharga juga disampaikan pada Sunan Kudus terutama tentang strategi perang menghadapi Majapahit,disamping itu pula Sunan Bonang dipandang adil dalam membuat keputusan yang memuaskan banyak orang melalui sidang-sidang "pengadilan"yang dipimpinnya.

Misalnya dalam kisah pengadilan pada Syekh Siti Jenar alias Syekh Lemah Abang adapun lokasi pengadilannya ada yang mengatakan di lakukan di Masdjid Agung Kasepuhan Cirebon,tapi ada pula yang mengatakan di Masjid Agung Demak,Sunan Bonang juga berperan dalam pengangkatan Raden Patah.

Sunan Bonang dalam menyiarkan Islam mengandalkan sejumlah kitab antara lain Ihya Ulumuddin dari al-Ghazali,dan al-Anthaki dari Daud al-anthaki juga tulisan Abu Yzid Al-Bustami dan Syekh Abdul Qadir Jaelani,menurut para pakar ajaran Sunan Bonang memuat tiga tiang Agama ; Tasawuf,Ussuludin dan Fikih==Tasawuf misalnya menjadi penting karena menunjukan bagaimana orang Islam menjalani kehidupan dengan kesungguhan dan kecintaanya pada Allah,para penganut harus menjalankan ,Shalat
,Berpuasa,dan membayar Zakat selain itu manusia harus menjauhi tiga musuh utama yaitu Dunia,Hawa Nafsu, dan Setan.Untuk menghindari ketiga musuh manusia dianjurkan Jangan banyak bicara,bersikap rendah hati,tidak mudah putus asa dan selalu bersyukur atas nikmat Allah sebaliknya manusia harus menjauhi sikap dengki,sombong,
serakah,gila pangkat dan kehormatan inilah naskah wali songoyang paling lengkap.

Dikisahkan beliau pernah menaklukkan pimpinan perampok dan anak buahnya hanya dengan melantunkan tembang dan gending dharma dan mocopat,begitu gamelan ditabuh Kebondanu dan anak buahnya tidak mampu bergerak pada akhirnya mereka benar-benar bertobat dan menjadi murid Sunan Bonang yang setia,Pada suatu ketika ada seorang Brahmana Sakti dari India yang berlayar ke Tuban,tujuanya hendak mengadu kesaktian dan berdebat masalah agama dengan Sunan Bonang,namun ketika berlayar menuju Tuban,perahunya terbalik dihantam badai,walaupun pengikutnya berhasil menyelamatkan diri dan kitab-kitab sebagai referensi yang hendak dipergunakan untuk berdebat tenggelam sampai ke dasar laut,di tepi pantai mereka melihat seorang lelaki berjubah putih sedang berjalan sembari membawa tongkat,mereka serta merta memberhentikannya dan menyapa
seketika lelaki memberhentikan langkahnyadan menancapkan tongkat ke pasir,seraya berkata "saya datang dari India hendak mencari seorang ulama besar bernama Sunan Bonang" kata seorang brahmana "untuk apa tuan mencari Sunan Bonang" tanya lelaki itu "akan saya ajak berdebat tentang agama"kata brahmana "tapi sayang kitab-kitab yangsaya bawa telah tenggelam ke dasar laut"kata brahmana lebih lanjut.

Tanpa banyak bicara lelaki itu mencabut tongkat yang menancap di pasir,mendadak
tersemburlah air dari lobang tongkat itu,membawa keluar semua kitab yang dibawa sang brahmana dari dasar laut seraya berkata "itukah kitab -kitab tuan yang tenggelam kedasar laut" langsung sang brahmana dan pengikutnya memeriksa kitab-kitab ternya benar miliknya sendiri,berdebarlah hati sang brahmana sambil menduga-duga siapa sebenarnya lelaki berjubah putih itu,"apakah nama daerah tempat saya terdampar ini"tanya sang brahmana ""Tuan berada dipantai Tuban"jawab lelaki itu,serta merta brahmana dan para pengikutnya menjatuhkan diri berlutut dihadapan lelaki itu,mereka sudah dapat menduga pastilah lelaki berjubah putih itu adalah Sunan Bonang,dan membatalkan niatnya untuk berdebat dan adu kesaktian,akrirnya menjadi pengikut setia.

Sunan Bonang wafat di pulau Bawean pada 1525 saat dimakamkan terjadi perebutan antara warga Bawean dengan warga Bonang Tuban,menginkan dikubur didaerahnya,akhir nya warga Tuban mengendap ke Bawean mencuri jenasah sang sunan,esok harinya dilakukan pemakaman,anehnya jenasah sunan tetap ada,baik di Bonang Tuban maupun di Bawean,karena itu sampai sekarang makam sunan ada di dua tempat,satu di pulau Bawean dan satunya lagi di sebelah barat Masjid Agung Tuban desa Kutareja.

Disalin oleh :
Damin-kecilamass
Pekayon-Pasar Rebo-Cibubur
Jakarta-Timur

Sunan Drajat




Diantara para wali sunan Drajatlah yang mempunyai nama panggilan yang paling banyak diantaranya Raden Qosim,Sunan Mahmud,Sunan Mayang Madu,Maulana Hasyim,Syekh Makaseh
Pangeran Syarifuddin,Pangeran Kadrajat,dan Masaikh Munat.Beliau adalah putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila alias Dewi Condrowati.empat putra Sunan Ampel lainya adalah Sunan Bonang,Siti Muntosiyah yang dinikahi Sunan Giri,Nyi Ageng Maloka yaitu istri Raden Patah,dan yang satu lagi putrinya disunting Sunan Kalijaga.

Raden Qasim menghabiskan masa kanak dan remaja di kampung halaman yaitu Ampeldenta
Surabaya,setelah dewasa diperintah oleh ayahnya untuk berdakwah di pesisir barat Gresik,didalam perjalanan menuju Gresik inilah merangkumkan sebuah cerita yang kelak menjadi legenda,"""konon saat sedang berlayar Raden Qasim dari Surabaya,beliau menumpang biduk nelayan ditengah perjalanan perahunya terseret badai,dan dihantam ombak di daerah Lamongan,sebelah barat Gresik.Raden Qasim selamat dengan berpegangan
pada dayung perahu kemudian ditolong oleh ikan Cucut dan ikan Talang (Cakalang).

Dengan menunggang pada kedua ikan itu,Raden Qasim berhasil mendarat disebuah tempat
yang dikenal sebagai kampung Jelak,Banjarwati,yang disambut oleh tetua kampung Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar konon kedua tokoh ini sudah diislamkan oleh pendakwah dari Surabaya sebelumnya yang terdampar di kampung Jelak,Banjarwati,R Qasim kemudian menetap di Jelak dan menikahi Kemuning putri dari mbah Mayang Madu,R Qasim membuat Surau yang akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji penduduk setempat, Jelak yang semula sebuah dusun kecil dan terpencil lambat laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai namanyapun berubah menjadi Banjaranyar,selang 3 tahun R Qasim pindah ke arah selatan sekitar 1 km dari kampung Jelak,ketempat yang lebih tinggi terbebas dari banjir pada saat musim hujan ,tempat itu di namai Desa Drajat.

Karena tempat itu belum dianggap strategis sebagai pusat dakwah Islam,Sunan Drajat lantas diberi ijin oleh Sultan Demak sebagai penguasa Lamongan kala itu,untuk membuka lahan baru didaerah perbukitan,lahan yang berupan hutan belantara dikenal oleh penduduk sekitarnya angker sekali,kono menurut kisah banyak makhluk halus yang
marah,mereka meneror penduduk pada malam hari,dan menyebarkan penyakit.namun berkat
kesaktian Sunan Drajat mampu mengatasi,setelah selesai membuka lahan Sunan Drajat bersama pengikutnya membangun pemukiman di lahan seluas sekitar 9 hektar.

Atas petunjuk Sunan Giri lewat mimpi Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan
yang kini menjadi komplek pemakaman yang dinamai Ndalem Duwur,Sunan membangun mesjid
agak jauh disebelah barat rumahnya sebagai tempat dakwah agama.Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawananya,semua pengikutnya diwarisi Kaidah tak saling menyakiti,baik melalui perkataan maupun perbuata""Bapang den simpangi,ana catur mungkur"" demikian petuahnya,dengan maksud""Jangan mendengarkan pembicaraan yang menjele-jelekan orang lain apalagi melakukan perbuatan itu.

Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah Bil-hikmah dengan cara -cara bijak,tanpa memaksa,dalam menyampaikan ajaranya Sunan menempuh lima cara,pertama lewat pengajian,melalui pendidikan di pesantren,memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah,melalui kesenian tradisional,melalui ritual adat tradisional,sepanjang tidak bertentangan dengn ajaran Islam.Ada empat poko ajaran Sunan adalah "" paring teken marang kang kalunyon lan wuto;paring pangan marang kang kaliren;paring sandang marang kang kawudan;paring payung marang kang kodanan artinya ;berikan tongkat pada orang buta;berikan makan pada yang kelaparan;berikan pakaian pada yang yang telanjang;berikan payung pada yang kehujanan.

Sunan sangat memperhatikan masyarakatnya,bahkan sering mengitari kampung pada malam hari sambil berzikir,penduduk merasa aman dan terlindungi dari ganguan setan yang merajalela paska pembukaan hutan.usai shlat ashar sunan berkeliling kampung sambil mengingatkan akan shalat magrib""Berhentilah bekerja,jangan lupa salat""katanya dengan nada membujuk,Beliau selalu menelateni pada warga yang sakit dengan mengobati menggunakan ramuan tradisional dan doa,sebagaiman wali yang lain.

Sunan Drajat terkenal dengan kesaktianya konon Sumur Lengsanga dikawasan Sumenggah misalnya diciptakan sunan ketika ia merasa kelelahan dlm suatu perjalanan,ketika itu sunan meminta pada pengikutnya untuk menyabut Wilus,sejenis umbi hutan ketika sunan kehausan ia berdoa.maka sembilan lobang bekas umbi itu memancarkan air bening-yang kemudian menjadi sumur abadi.

Sunan Drajat konon mempunyai tiga istri,pertama dengan Dewi Sufiyah putri sunan Gunung Jati,dengan Kemuning ketika menetap di Desa Drajat,dengan Retnoayu Candrasekar putri adipati Kediri Raden Suryadilaga,pada saat mendapat putri sunan Gunung Jati,R Qasim sempat dikirim oleh ayahnya untuk berguru mengaji pada Sunan Gunungjati padahal Syarif Hidayatullah itu bekas murid Sunan Ampel.Anak tertua Sunan Drajat dengan Dewi Sufiyah yaitu,Pangeran Rekyana atau Pangeran Trenggana,Pangeran Sandi,Dewi Wuryan. Beliau wafat dan dimakamkan di desa Drajat kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur,tak jauh dari makam beliau telah dibangun Museum yang menyimpan beberapa peninggalan di jaman wali sanga terutama peninggalan beliau di bidang kesenian dan dayung yang menyelamatkan dari badai di laut.


disalin oleh:
Damin Kecilamass
Pekayon,Pasar Rebo,Cibubur
Jakarta-Timur

Sunan Giri



Selama 40 hari Raden Paku bertafakur disebuah gua,bersimpuh meminta petunjuk Allah SWT,berkeinginan mendirikan pesantren,disuatu malam yang hening terngiang pesan ayahnya Syekh Maulana Ishak""Kelak ,bila tba masanya,dirikanlah pesantren di Gresik
pesan yang tak terlalu sulit ,Tapi Ia diminta mencari tanah yang sama persis dengan tanah dalam sebuah bungkusan,setelah selesai bertefakur Raden Paku mengembara sampai ke sebuah perbukitan di Desa Sidamukti,Kebomas,kemudian didirikanlah Pesantren Giri sejak itulah Raden Paku dikenal sebagai Sunan Giri( Giri bhs Sansekerta = Gunung)

Pesantren Giri berkembang menjadi Kerajaan Giri Kedaton,pada saat ini tak terlihat bekas-bekas istana hanya terlihat situs kedaton,sekitar 1 km dari makam Sunan Giri
ada situs sebuah Langgar ukuran 6 X 5 Meter,disanalah konon sempat berdiri sebuah masjid tempat Sunan mengajarkan agama Islam,ada juga bekas tempat wudlu berupa kolam ukuran 1 x 1 meter.

Syahdan ,pesantren Giri terkenal keseluruh penjuru jawa,bahkan sampai ke Madura
Lombok,Kalimantan,Sulawesi,Maluku,konon murid Sunan Giri bertebaran sampai ke Cina
Mesir,Arab,dan Eropa.Pesantren Giri merupakan pusat pengajaran Tauhid dan Fikih karena pelajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan sunnah Rasul.Sunan tidak mau berkompromi dengan adat istiadat yang dianggap merusak kemurnian Islam,karena itu dianggap kaum "Putihan"yang didukung oleh Sunan Ampel,Sunan Drajat,tapi pendapat Sunan Kalijaga,Sunan Giri kaku,dakwah hendaknya menggunakan pendekatan kebudayaan.

Paham ini mendapat dukungan dari Sunan Bonang,Sunan Muria,Sunan Kudus,Sunan Gunung Jati.Perdebatan seperti ini memuncak pada saat peresmian Masjid Demak "Aliran Tuban "
(Sunan Kalijaga cs) ingin meraikan peresmian itu dengan Wayang,tetapi menurut Sunan Giri menonton wayang haram,karena wayang itu berbentuk manusia,akhirnya sunan Kalijaga mencari jalan tengah,Ia mengusulkan bentuk wayang tipis dan tidak menyerupai manusia,sejak itulah wayang beber berubah menjadi wayang kulit,ketika sunan Ampel ketua para wali wafat 1478,sunan giri diangkat sebagai penggantinya
atas usulan sunan kalijaga diberi gelar Prabu Satmata.

Riwayat pemberian gelar jatuh pada 9 Maret 1478 yang kemudian ditetapkan menjadi hari jadi Kabupaten Gresik,dikalangan wali Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan,Ia pernah menyusun peraturan ketataprajaan dan pedoman
tata cara di keraton,pandangan politiknyapun dijadikan rujukan,menurut Dr.H.J.De Graaf lahirnya berbagai kerajaan Islam ,seperti Demak,Pajang,Mataram tidak terlepas dari peran Sunan Giri hingga sampai Makasar,Hitu dan Ternate.konon seorang raja barulah sah kalau sudah mendapat restu dari sunan giri,Pengaruh sunan giri tercatat dalam sejarah Through account of Ambon,dalam naskah tersebut disejajarkan dengan Paus bagi umat katolik Roma atau Khafilah bagi umat Islam dalam babad Demak peran Sunan Giripun tercatat.

Ketika kerajaan majapahit runtuh karena diserang raja Girindrawardhana dari Kaling Kediri,sunan giri dinobatkan menjadi raja peralihan selama 40 hari,kemudian menyerahkan kepada Raden Patah putra Raja majapahit Brawijaya Kertabumi.sejak itulah
Demak Bintoro berdiri dan dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa,padahal sebenarnya Sunan Giri sudah menjadi raja Giri Kedaton sejak 1470tapi pemerintahanya terkenal dengan pemerintahan ulama dan pusat penyebaran agama Islam,tampaknya sunan giri memilih jejak ayahnya,Syekh Maulana Ishak,seorang ulama dari Gujarat yang menetap di Pasai,kini Aceh,Ibunya Dewi Sekardadu,putri raja hindu Blambangan bernama Menak Sembuyu,setelah bertemu dengan Sunan Ampel yang masih sepupu Ia disarankan berdakwah di daerah Blambangan,ketika masyarakat disana terkena wabah penyakit.

Beberapa tabib tak mampu menyembuhkan anak Raja Blambangan Dewi Sekardadu,maka raja mengadakan sayembara ""Barangsiapa yang bisa menyembuhkan,apabila wanita dianggap saudara angkatnya,bila seorang laki-laki akan dijodohkan,tapi tak seorang yang sanggup,maka ditengah keputusasaan raja mengutus Patih Bajul Sengara mencari pertapa sakti,dalam pencarian Bajul sengara bertemu dengan Resi Kandayana,resi ini memberi referensi tentang Syekh Maulana Ishak,akhirnya diobati hingga sembuh dan Prabu Menak
bersedia masuk Islam beserta keluarganya,namun setengah hati,maka Prabu menak berusaha menghalangi syiar Islam yang di ajarkan Syehk Maulana.

Merasa terancam jiwanya Maulana Ishak akhirnya meninggalkan Blambangan dan kembali ke
Pasai,sebelum kembali Syehk Maulana berpesan kepada Dewi Sekardadu yang sedang mengandung 7 bln agar kelak anaknya di beri nama Raden Paku,setelah lahir sebagai bayi laki-laki Prabu Menak melampiaskan kebencianya kepada anak Maulana Ishak dengan membuang ke laut yang di tempatkan dalam peti,alkisah peti ditemukan oleh awak kapal dagang dari Gresik yang sedang menuju pulau Bali,kemudian bayi itu diserahkan pada Nyai Ageng Pinatih,pemilik kapal tersebut,dan dinamai Joko Samudro ,diasuh dan dibesarkanya,menginjak usia 7 tahun Joko Samudro dititipkan di padepokan Sunan Ampel untuk belajar agama Islam,karena kecerdasanya anak itu diberi gelar "Maulana Ainul Yaqin"setelah bertahun-tahun menimba ilmu Joko samudro dan putranya,Raden Maulan Makhdum Ibrahim ,di utus untuk menimba ilmu ke Mekah ,tapi mereka harus singgah di Pasai untuk menemui Syehk Maulana Ishak,rupanya Sunan Ampel ingin mempertemukan Raden Paku dengan Ayah kandungnya,setelah belajar selama 7 tahun di Pasai mereka kembali ke Jawa,pada saat itulah Syehk Maulana Ishak membekali Raden Paku dengan segenggam tanah,lalu memintanya mendirikan pesantren disebuah tempat yang warna dan bau tanahnya sama dengan yang diberikan.

Kini jejak bangunan Pesantren Giri hampir tiada ,tapi jejak dakwah Sunan Giri masih membekas keteguhan memurnikan agama Islam juga diikuti para penrusnya.Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi,dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di Desa Giri,Kecamatan Kebomas,Kabupaten Gresik,Jawa Timur.


Damin Kecilamass
Pekayon Pasar Rebo
Jakarta-Timur

Sunan Gresik




Di desa Tanggulangin-Gresik Jawa Timur,penduduk tampak ceria menyambut cuaca malam yang indah sambil berbincang santai di beranda rumah,mendadak terdengar suara gemuruh,kemudian dari balik pepohonan di perbatasan desa terlihat gerombolan pasukan berkuda,mereka bubar berebut menyelamatkan diri-bergegas masuk rumah masing-masing
kawanan itu di pimpin oleh Tekuk Penjalin,sambil berkata""Serahkan harta kalian""
""Kalau menolak,akan kubakar desa ini""sergah Penjalin,karena merasa tak digubris
kawanan itu bersiap-siap akan menghanguskan Tanggulangin,obor-obor hendak dilempar ke atap rumah,namun niat itu dihentikan setelah melihat sekelompok manusia berpakaian putih-putih muncul entah darimana,rombongan ini dipimpin oleh Syehk Maulana Malik Ibrahim ,ulama terkenal yang meluaskan pengaruhnya di wilayah Gresik dan sekitarnya.

Ghafur seorang murid syekh maju,dengan sopan mengingatkan kelakuan yg tak terpuji pada Penjalin,namun penjalin tak terima maka terjadilah pertarungan seru,penduduk
desa tanggulangin rame-rame melihat dan membantu ghafur,akhirnya pasukan penjalin kocar-kacir,tapi penjalin tak mau menuruti perintah ghafur untuk membubarkan anak buahnya,tak ada pilihan lain ghafur memutuskan untuk membunuh penjalin,tiba-tiba penjalin meludahi wajah ghafur,ghafur marah sekali,aneh dipuncak kemarahan itu,ia malah melangkah surut,penjalin terperangah ""Mengapa tak jadi membunuh aku?""penjalin bertanya,Ghafur menjawab""Karena kamu telah membuatku marah,dan aku tak boleh menghukum orang yang dalam keadaan marah""mendengar dakwah seperti ini semua menjadi sadar bahwa perbuatanya salah .


Damin kecilamass
Pasar Rebo Pekayon Jakarta-Timur

Sunan Gunung Jati



Ada seorang ulama besar dari bagdad datang ke jawa barat bersama dengan 22 orang murid,ulama besar itu bernama Syekh Kahfi pada era itu sunan gunungjati belum berdakwah,alkisah putra Prabu Siliwangi dari Pajajaran bernama Wulangsungsang dan adiknya Rara Santang pada suatu malam bermimpi yang sama dan terulang hingga tiga kali yaitu bertemu dengan Nabi Muhammad yang mengajarkan Agama Islam,wajah Nabi Muhammad yang Agung dan car menerangkan Islam demikian terpesona membuat anak muda merasa rindu,tetapi mimpi itu hanya terjadi tiga kali.

Seperti orang kehausan,kedua anak muda itu mereguk air lebih banyak lagi,air yang akan menyejukan jiwanya itu agama Islam,kebetulan ada seorang Syekh Dzatul Kahfi yang membuka perguruan Islam di Cirebon,mereka mengemukakan niatnya pada Prabu Siliwangi ingin memperdalam agama Islam seperti Nabi,tetapi keinginan itu ditolak oleh Prabu Siliwangi,namun kedua kakak beradik ini nekad,dan melarikan diri dari Istana pergi berguru,Pangeran Wulangsungsang diperintahkan Syekh Datuk Kahfi membuka hutan di bagian selatan Gunung Jati,tugas itu diselesaikan hanya beberapa hari,daerah
itu semakin lama semakin ramai banyak penduduk yang jadi pengikut Pangeran Walangsungsang akhirnya Walangsungsang diangkat menjadi kepala Dukuh dengan gelar Cakrabuana daerah tersebut diberi nama Tegal Alang-Alang.

Orang yang tinggal di Tegal alang-alang terdiri ras dan keturunan banyak pedagang asing,sehingga terjadilah pembauran dari berbagai ras dan campuran itu dalam bahasa sunda disebut Caruban,maka Tegal alang-alang disebut Caruban,karena sebagian besar rakyat Caruban mata pencaharianya mencari udang dan dibuat petis,dalam bahasa sunda petis terbuat dari air udang,Cai Rebon(Cirebon),karena Pangeran Walasungsang dan Rara Santang dianggap oleh Syekh Kahfi sudah memenuhi syarat,maka diperintah untuk melaksanakan Ibadah Haji,Di kota Suci ia tinggal dirumah Ulama besar bernama Syekh Bayanillah sambil menambah pengetahuan agama.

Pada saat mengerjakan Tawaf mmengelilingi Ka'bah kedua kakak beradik ini bertemu dengan Raja Mesir bernama Sultan Syarif Abdullah,akhirnya tertarik pada Rara Santang karena mirip dengan mendiang istrinya,sesudah selesai melaksanakan ibadah haji,Raja Mesir kemudian melamar pada Syekh Baniyallah,keduanya tidak keberatan,kemudin melaksanakan pernikahan dengan cara Mazhab Syafi'i,nama Rara Santantang diganti dengan Syarifah Mudaim,dari perkawinan itu lahirlah Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah.

Pangeran Cakrabuana sempat tinggal di Mesir selama tiga tahun ,kemudian pulang ke jawa dan mendirikan Negeri Caruban Larang adalah perluasan dari daerah Caruban,pola pemerintahanya berazazkan Islam,Istana negeri disesuaikan dengan putrinya yaitu Pakungwati,negeri itu sangat terkenal seluruh tanah jawa,terdengar pula oleh Prabu Siliwangi ,setelah mengetahui negeri baru itu dipimpin oleh putranya sendiri walaupun hatinya kurang berkenan,sang prabu akhirnya merestui pemerintahan anaknya
dengan memberi gelar Sri Manggana.

Dalam usia muda Syarif Hidayatullah sudah ditinggal mati oleh ayahnya,Ia ditunjuk untuk menggantikan kedudukan sebagai raja Mesir,tapi anak muda yang baru berusia dua puluh tahun itu tidak mau,Dia dan Ibunya memilih pulang ke tanah jawa berdakwah di Jawa barat,kedudukan ayahnya di berikan pada adiknya yaitu Syarif Nurullah,waktu di
Mesir Syarif Hidayatullah berguru pada ulama Timur Tengah,sehingga ilmunya sudah sangat banyak maka ketika pulang ke tanah jawa sudah tidak merasa kesulitan melakukan Dakwah.

Sering terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati,orang menganggap Fatahillah dan Syarif Hidayatullah itu sama yang benar adalah beda,Syarif Hidayatullah cucu raja Pajajaran sedang Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trenggana untuk membantu Sunan Gunung Jati berperang melawan penjajah Portugis,bukti yang kongkrit makam Fatahillah adalah dekat makam Sunan Gunung Jati yang ada tulisan TUBAGUS PASAI FATULLAH atau FATAHILLAH atau FALATEHAN menurut lidah orang Portugis.

Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Muda'im datang ke Caruban Larang thn 1475
dari Mesir mampir di Gujarat dan Pasai untuk menambah ilmu agama,kedua ibu dan anak disambut oleh Prabu Cakrabuana tak lain adalah kakak/pakdenya sendiri,Pangerang Cakrabuana dan Syarifah Muda'im itu dimakamkan di Pasambangan dengan alasan agar selalu dekat dengan makam Gurunya yaitu Syekh Datuk Kahfi.

Syarif Hidayatullah dan ibunya membuka pesantren Gunungjati,sehingga kemudian terkenal dengan Sunan Gunungjati,Pangeran Cakrabuana mmenjodohkan putrinya dengan Syarif Hidayatullah yaitu Nyi Pakungwati pada thn 1479,karena usianya sudah lanjut
pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan negeri Caruban pada Sunan dengan gelar SUSUHUNAN artinya orang yang dijunjung tinggi,pada tahun pertama pemerintahanya mengunjungi Pajajaran untuk mengunjungi sang kakek Prabu Siliwangi,sang prabu diajak masuk Islam tapi tak mau,meski tidak mau ia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama islam di pajajaran terus melanjutkan perjalananya ke Serang,kedatangan Syarif Hidayatullah disambut baik oleh Adipati Banten bahkan dijodohkan dengan putrinya yaitu Nyi Kawunganten maka dari perkawinan ini mempunyai putra putri yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking,Sunan sering ikut bermusyawarah dengan anggota wali lain di Masjid Demak,bahkan beliau disebutkan juga membantu berdirinya masjid demak
pada akhirnya Sunan medirikan kesultanan Pakungwati dan memproklamirkan sebagai Raja yang pertama bergelar Sultan.

Dengan berdirinya kesultanan Cirebon tidak lagi mengirim upeti ke Pajajaran yang biasanya disalurkan melalui Kadipaten Galuh,tindakan ini tidak disukai oleh Raja Pajajaran, tak peduli siapa yang berdiri dibalik kesultanan Cirebon,kemudian Raja memerintahkan Ki Jagabaya untuk menangkap Syarif Hidayatullah ,tapi usaha ini tak berhasil malah Ki Jagabaya dan anak buahnya tidak kembali ke pajajaran mereka masuk Islam dan menjadi pengikutnya Syarif Hidayatullah,dengan bergabungnya prajurit pilihan ke Cirebon maka makin bertambah pengaruhnya kesultanan Pakungwati,daerah2
seperti :Surantaka,Japura,Wana Giri,Telaga ikut bergabung ke Pakungwati,lebih-lebih dengan diperluasnya Pelabuhan Muara Jati,makin bertambah besarlah pengaruh kasultanan Cirebon,bahkan pedagang besar asing datang dan menjalin persahabatan
diantaranya Tiongkok,salah satu keluarga istana ada yang menikah dengan pembesar negeri Cina yaitu Ma Huan,bahkan Sunan pernah diundang ke cina dan dikawinkan dengan putri Ong Tien dinasti saat itu yaitu dinasti Ming juga beragama Islam,setelah kawin kemudian Ong Tien diganti namanya menjadi Nyi Rara Semanding,Ayah putri Ong Tien membekali harta benda tidak sedikit bahkan harta peninggalan putri ong itu sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman.

Istana dan Masjid Cirebon kemudian dihiasi dan diperluas dengan matif-motif hiasan dinding dari cina,Masjid Ciptarasa dibangun thn 1480 atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwati,dari pembangunan masjid itu melibatkan banyak pihak diantaranya wali songo dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah,dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga mendapat penghormatan untuk mendirikan soko tatal sebagai lambang persatuan umat,selesai membangun masjid kemudian membangun jalan-jalan untuk menghubungkan Cirebon dengan daerah lain.

Pada thn 1511 Malaka diduduki Portugis,mereka ingin memperluas jajahanya ke jawa,pelabuhan sunda kelapa menjadi incaranya,Demak Bintoro tahu bahaya besar yang akan mengancam Nusantara,kemudian Raden Patah mengirin Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang Portugis di Malaka,namun tak berhasil karena perlengkapan portugis terlalu lengkap dan sudah mendirikan Benteng di malaka.

Ketika Adipati Unus kembali ke jawa seorang pejuang dari Pasai (Malaka) bernama Fatahillah ikut berlayar karena pasai sudah tidak aman lagi untuk menyebarkan agama Islam,ketika sampai di jawa Raden Patah sudah wafat thn 1518Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor mengganti kedudukanya,baru saja dinobatkan munculah pemberontakan dari pedalaman, dalam menumpas pemberontak Adipati Unus meninggal dunia sebagai pejuang sahid.

Pada thn 1521 sultan Demak di pegang oleh Raden Trenggono putra Raden Patah, pada saat itu Fatahillah diangkat sebagai Panglima Perang yang tugasnya mengusir Portugis di Sunda Kelapa,dari Demak pasukan yang dipimpinya menuju Cirebon untuk bergabung dengan pasukan Cirebon kemudian menuju Sunda Kelapa yang sudah dijarah Portugis atas batuan Pajajaran,mengapa pajajaran membantu Portugis ? karena pajajaran merasa iri dan dendam pada perkembangan Cirebon yang semakin luas wilayahnya,portugis menjanjikan bersedia merebut kembali wilayah pajajaran yang dikuasai Cirebon.

Mengapa pasukan gabungan Demak-Cirebon tidak dipimpin oleh Sunan Gunungjati ? karena Sunan tahu kalau harus berperang melawan kakeknya sendiri maka fatahillahlah yang disuruh memimpin serbuan itu,disamping fatahillah sudah berpengalaman bertempur melawan Portugis saat masih di Pasai dan tahu kelemahan-kelemahan tentara dan siasat Portugis dengan hasil yang gemilang mengalahkan Portugis dan Pajajaran,Portugis lari
ke Malaka sedang Pajajaran cerai berai,selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan Pajajaran,usaha ini tidak menemui kesulitan karena putra Sunan Gunungjati yaitu Pangeran Sebakingking ikut membantunya.

Fatahillah kemudian diangkat menjadi Adipati di Sunda Kelapa dan merubah Sunda Kelapa menjadi Jayakarta,karena perintah Sunan Gunungjati selaku sultan Cirebon ingin memperluas daerah,agar Islam lebih merata di jawa barat,berturut-turut Fatahillah dapat menaklukkan daerah Telaga sebuah negara kecil yang dikuasai oleh Raja budha bernama Prabu Pacukuman,kerajaan Galuh yang hendak meneruskan kebesaran Pajajaran lama di pimpin oleh Prabu Cakraningrat dengan senopati Aria Kiban,sehingga tak dapat membendung kekuatan Cirebon,akhirnya raja dan senopatinya meninggal di medan laga.

Keberhasilan demi keberhasilan dapat diraih oleh Fatahillah,akhirnya Sunan Gunungjati memanggil ulama dari Pasai hendak menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu,sementara kedudukan sebagai adipati Jayakarta diserahkan pada Ki Bagus Angke ,karena usia Sunan Gunungjati sudah semakin tua beliau mengangkat putranya Pangeran Muhammad Arifin sebagai Sultan Cirebon ke II dengan gelar Pangeran Pasara Pasarean,Fatahillah yang di Cirebon sering disebut Tubagus atau Kyai Bagus diangkat menjadi penasehat sang Sultan.

Sunan Gunungjati lebih memusatkan diri pada dakwah penyiaran agama Islam di Gunungjati atau Pesantren Pasambangan,lima tahun sejak pengangkatan Pangeran Muhammad Arifin mendadak meninggal dunia mendahului ayahnya kedudukan Sultan diberikan kepada Pangeran Sebakingking yang bergelar Sultan Maulana Hasanuddin yang berkedudukan di Banten,sedang Cirebon walaupun masih tetap sebagai kesultanan tapi sultanya hanya bergelar Adipati yaitu Adipati Cirebon I,Adipati Cirebon I yang bernama asli Aria Kamuning ini adalah menantu Fatahillah yang diangkat sebagai Sultan Cirebon oleh Sunan Gunungjati.

Sunan Gunungjati wafat thn 1568 dalam usia 120 thn,bersama ibunya dan Pangeran Cakrabuana dimakamkan di Gunung Sembung,dua tahun kemudian wafat pula Kyai Bagus Pasai(Fatahillah)dimakamkan ditempat yang sama,makam kedua tokoh itu berdampingan tanpa sekat apapun.

Ditulis oleh :
Damin kecilamass Pekayon-Cibubur
Pasar Rebo