Kamis, 20 Juli 2017

HUBUNGAN AQIDAH DAN AKHLAK












HUBUNGAN AQIDAH DAN AKHLAK






Fungsi Aqidah dan Akhlak dalam Islam
Aqidah yang baik yang ditanamkan sejak lahir atau saat masih kecil sangat penting atau berpengaruh unruk membentuk akhlak yang mulia. Karena penanaman aqidah sejak usia dini dapat mengarahkan manusia pada jalan yang lurus, jalan yang aman karena memiliki landasan hidup yang benar.
Sedangkan aqidah yang telah tertanam akan menunjukkan peribadahan (syariat) yang lebih baik, sebagai hasilnya dia akan berperilaku lebih baik pula, sehingga aqidah dapat mempercantik akhlak seseorang. Ini karena keduanya saling keterkaitan antara aqidah dan akhlak.

2.      Contoh-contoh Perilaku Akhlak dan Aqidah
Perilaku akhlak terpuji (akhlak mahmudah) adalah:
a.       Menepati janji
b.      Jujur
c.       Amanah
d.      Sabar
e.       Optimis
f.       Pemberani
g.      Dinamis
h.      Kreatif
i.        Futuristic
j.        Ikhlas
Sedangkan contoh-contoh perilaku aqidah adalah:
a.       Menyemah Allah sebagai Tuhan satu-satunya, dengan melaksanakan ibadah seperti shalat dan kewajiban-kewajiban lainnya.
b.      Mengimani kkepada kitab Al-Quran yakni dengan membaca, memahami serta mengamalkan ajarannya sebagai pedoman hidup yang mesti dijaga ddan dipelihara sepanjang masa.

3.      Hubungann antara Akhlak dan Aqidah
Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada juga perintah anjuran dan larangan. Hubungan antara akhlak dan aqidah sangat erat, kerena antara akhlah dan aqidah itu saling bergantungan.
4.      Memahami Ajaran Islam Dengan Pembidangan
a.       Dimensi Aqidah
Secara harfiah, akidah adalah sesuatu yang mengikat, atau terikat, tersimpul. Sedangkan menurut istilah aqidah adalah  system kepercayaan dalam Islam. Disebut aqidah karena kepercayaan itu mengikat penganutnya dalam bersikap dan bertingkah laku. Orang yang kuat aqidahnya terhadap Tuhan, maka keyakinan itu mengikatnya dalam bersikap terhadap suatu nilai dan mengikat perilakunya. Sebalinya orang yang tidak kuat keyakinan kepada keadilan Tuhan ia mudah menyerah dalam berjuang dan bisa dinegosiasi untuk toleran terhadap penyimpangan, mudah terpancing untuk membalas dendam dengan cara yang menyimpang dari aturan. System kepercayaan ini akhirnya berkembang menjadi ilmu, disebut Ilmu Tauhid.
b.      Dimensi Syariah
Secara harfiah syariah adalah jalan. Sedangkan menurut istilah syariah adalah dimensi hukum atau peraturan dari ajaran Islam. Disebut syariah karena aturan itu dimaksud memeberikan jalan atau mengatur lalu lintas perjalanan hidup manusia. Syariah juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan manusia.
c.       Dimensi Akhlak
Akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat Islam. Kualitas keberagaman justeru ditentukan oleh nilai akhlak. Karena akhlak juga merupakan subsistem dari system ajaran Islam, maka pembidanagan akhlak juga vertical dan horizontal. Ada akhlak manusia kepada Tuhan, kepada sesame manusia, kepada diri sendiri, kepada alam hewan, dan tumbuhan.
Definisi akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan lahir secara spontan tanpa berfikir untung rugi.
Ajaran Islam terdapat dalam struktur ISLAM-IMAN-IHSAN. Islam adalah syahadat,shalat, puasa, zakat,dan haji bagi yang mampu. Iman adalah percaya kepada Allah, malaikat,kitab-kitab, Rasul, hari kiamat, dan kadha kadar. Ihsan adalah kualitas hubungan manusia dengan Tuhan (merasa melihat atau sekurang-kurangnya merasa dilihat oleh Tuhan ketika sedang beribadah). Konsep ihsanlah nanti yang menjadi pijakan ilmu tasawuf, yaitu rasa dekat dan komunikasi dengan Tuhan.
Akhlak dan Aqidah Islam memiliki hubungan yang sangat erat, seperti jasad dan ruh, raga dan jiwa pada setiap insane yang hanya dapat dipisahkan dalam ucapan tapi keduanya pasti tidak pernah terpisah dalam kenyataan.
Keimanan kepada Allah berarti juga meyakini asma Allah yang semuanya menunjukkan hakikat-Nya yang Maha sempurna. Keimanan kepada Rasul-Nya adalah meyakini bahwa para Rasul itu manusia pilihan, yang senantiasa hidupnya bersih, mulia serta selalu dalam pengawasan Allah SWT. Para rasul itu adalah manusia-manusi yang tulus dan penuh pengabdian kepada Allah, memiliki kekuatan jiwa yang tangguh, sehingga tida tidak akan tergoda oleh rayuan syetan, bahkan selalu dapat menghindarkan diri dari mereka dari perbuatan salah dan dosa. Iman yang kokoh menjadi landasan kokoh bagi usaha kita meniru dan mendekati derajat tertinggi yang dimiliki oleh kepribadian para Rasul.
Nabi bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لاِتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلاَخْلاَقِ (رواه المسلم)
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk mengembangkan dengan sempurna akhlak yang luhur”. (H.R. Muslim).
                                                                                   Terima kasih sudah berkunjung.
  Kecilamass  Cibubur
        Jakarta-Timur

Hubungan Antara Aqidah, Ibadah dan Akhlak



Hubungan Antara Aqidah, Ibadah dan Akhlak


           
Pengertian Aqidah.



Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan hidupnya sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini dijadikan pula sebagai pondasi dari seluruh bangunan aktifitas manusia.
Dari pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa aqidah itu merupakan satu hal yang sangat fondamental dalam Islam dan dengan sendirinya dalam kehidupan. Untuk memantapkan uraian ini, aqidah laksana mesin bagi sebuah mobil yang menggerakkan segala kekuatannya untuk berjalan. Tanpa mesin, maka mobil itu tak ubahnya seperti benda-benda mati yang lain yang tidak bisa bergerak dan berjalan. Kemantapan aqidah dapat diperoleh dengan menanamkan kalimat tauhid La Illaha illa al-Allah (Tiada tuhan selain Allah). Tiada yang dapat menolong, memberi nikmat kecuali Allah; dan tiada yang dapat mendatangkan bencana, musibah kecuali Allah. Pendek kata, kebahagiaan dan kesengsaraan hanyalah dari Allah.

Pengertian Ibadah.

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

 Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap. Ibadah dari sifatnya terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia.

 Allah berfirman: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Adz-Dzaariyaat: 56-58) Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak)

sebagaimana sabda Nabi Saw :     مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:

1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
2. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

 Jadi ibadah merupakan hasil dari Aqidah yang kokoh. aqidah tersebut menciptakan kegiatan atau amal yang dinakan Ibadah. sebagaimana yang kita ketahui, jika manusia memiliki dua tugas didalam perjalanan penghambaan, yakni ibadah dan memimpin.

Pengertian Akhlak .

Akhlak (berasal dari kata al-akhlak, jamak dari al-khulq = kebiasaan, perangai, tabiat, dan agama). Tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat-buat, dan telah menjadi kebiasaan. Kata akhlak dalam pengertian ini disebut dalam Al-Quran dengan bentuk tunggalnya, khulq, pada firman Allah SWT yang merupakan konsiderans pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah.

Dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut Artinya :
 وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pengerti yang agung." (QS Al-Qalam :4)

Beberapa istilah yang bekaitan dengan akhlak. Menurut jamil salibah (ahli bahasa arab kontemporer asal suriah), adalah akhlak yang baik dan ada yang buruk. Akhlak yang baik disebut adab (adab). Kata adab juga digunakan dalam arti etika yaitu tata cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar mereka. Adapun sasaran Ahlak. Dalam Islam, secara garis besar akhlak manusia mencangkup tiga sasaran, yaitu terhadap Allah SWT, terhadap bersama manusia, dan terhadap lingkungannya. Akhlak terhadap Allah SWT. Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlak manusia terhadap Allah SWT bertitik tolak dari pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang memiliki segalah sifat terpuji dan sempurna.

1. Mensucikan Allah SWT dan memuji-nya.
2. Bertaqwa (berserah diri) kepada Allah SWT setelah berbuat atau berusaha lebih dahulu.
3. Berbaik sangka kepada Allah SWT Akhlak Terhadap Sesama Manusia,

sebagai contoh Akhlak terhadap Orang Tua diantaranya sebagai berikut :

1. Memelihara keridaan orang tua
2. Berbakti kepada orang tua
3. Memelihara etika pergaulan kepada orang tua Akhlah terhadap Lingkungan.

Dimaksudkan dengan lingkungan disini ialah segalah sesuatu yang berada disekitar manusia, seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Khalifah menuntut adanya interaksi antara manusia dan alam. Khalifah mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, dan bimbingan agar setiap mahluk mencapai tujuannya.
Mahluk-mahluk itu adalah umat seperti manusia juga. Al-Quran menggambarkan :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada dibumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu… ” (QS. Al-An'am :38).

Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulan, jika akhlak merupakan hasil aqidah yang kokoh dan ibadah yang benar.melalui ibadah, ibadah yang merupakan pelaksanaan dari perintah Allah Swt. dalam firman-Nya

, إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. (QS al-Ankabut : 45).

Tujuan akhlak sendiri adalah menghasilkan nilai yang mampu menghadirkan kemanfaatan bagi manusia, bukan nilai materi. karena Akhlak adalah salah satu dasar bagi pembentukan kepribadian individu.

Hubungan Antara Aqidah, Ibadah dan Akhlak

Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak / Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang kokoh dan ibadah yang benar , Karena akhlak tersarikan dari aqidah, aqidah pun terpancarkan melalui ibadah. karena sesungguhnya aqidah yang kokoh senantiasa menghasilkan amal atau ibadah dan ibadah pun akan menciptakan akhlakul karimah. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus.

Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah. Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui sang pencipta dengan benar, niscahya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkanya.

Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang menghantarkan mereka mendapatkan ridha allah dan atau membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.

Rasulullah SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang terletak pada kesempurnaan dan kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling bagus akhlaknya”. (HR. Muslim) Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya iman dapat diketahui melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik, pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat dikatakan ia mempunyai Iman yang lemah.

Muhammad al-Gazali mengatakan, iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk. Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan melahirkan perangai yang mulia dan rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya iman. Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh Nabi sebagi orang yang kehilangan iman.

Beliau bersabda: الحياء والايمان قرناء جميعا فاذا رفع احدهما رفع الاخر (رواه الكاريم) ”
Malu dan iman itu keduanya bergandengan, jika hilang salah satunya, maka hilang pula yang lain”. (HR. Hakim)

Sahabat bacaan madani. Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan hidupnya sebagai makhluk. aqidahlah Pondasi aktifitas manusia itu tidak selamanya bisa tetap tegak berdiri, maka dibutuhkan adanya sarana untuk memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah merupakan bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada allah. Ibadah dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada allah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap allah.Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya, merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. dan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Sedangkan Akhlak adalah salah satu dasar bagi pembentukan kepribadian individu dan ruh stabilitas kehidupan ummat.

                                                                                                                                      Terima kasih sudah berkunjung.
    Kecilamass  Cibubur
    Jakarta-Timur