Hubungan
Antara Aqidah, Ibadah dan Akhlak
Pengertian Aqidah.
Aqidah
merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan hidup ini
diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan hidupnya
sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini dijadikan pula sebagai pondasi dari
seluruh bangunan aktifitas manusia.
Dari pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa aqidah itu merupakan satu
hal yang sangat fondamental dalam Islam dan dengan sendirinya dalam kehidupan.
Untuk memantapkan uraian ini, aqidah laksana mesin bagi sebuah mobil yang
menggerakkan segala kekuatannya untuk berjalan. Tanpa mesin, maka mobil itu tak
ubahnya seperti benda-benda mati yang lain yang tidak bisa bergerak dan
berjalan. Kemantapan aqidah dapat diperoleh dengan menanamkan kalimat tauhid La
Illaha illa al-Allah (Tiada tuhan selain Allah). Tiada yang dapat menolong,
memberi nikmat kecuali Allah; dan tiada yang dapat mendatangkan bencana,
musibah kecuali Allah. Pendek kata, kebahagiaan dan kesengsaraan hanyalah dari
Allah.
Pengertian Ibadah.
Ibadah
secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna
dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: Ibadah adalah taat kepada
Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi.
Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh
apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau
perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang
paling lengkap. Ibadah dari sifatnya terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan
anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta),
tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah
qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid
dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan
hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah
qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang
berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah inilah yang menjadi
tujuan penciptaan manusia.
Allah berfirman: وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا
أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ
وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ
ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ “
Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi
rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Adz-Dzaariyaat: 56-58)
Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang
disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak
disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak)
sebagaimana
sabda Nabi Saw : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً
لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ “
Barangsiapa
yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak.”
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa
dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
1. Ikhlas
karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
2.
Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Jadi ibadah merupakan hasil dari Aqidah yang
kokoh. aqidah tersebut menciptakan kegiatan atau amal yang dinakan Ibadah.
sebagaimana yang kita ketahui, jika manusia memiliki dua tugas didalam
perjalanan penghambaan, yakni ibadah dan memimpin.
Pengertian Akhlak .
Akhlak
(berasal dari kata al-akhlak, jamak dari al-khulq = kebiasaan, perangai, tabiat,
dan agama). Tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak
dibuat-buat, dan telah menjadi kebiasaan. Kata akhlak dalam pengertian ini
disebut dalam Al-Quran dengan bentuk tunggalnya, khulq, pada firman Allah SWT
yang merupakan konsiderans pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah.
Dijelaskan
dalam Al-Quran sebagai berikut Artinya :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ “
Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pengerti yang agung."
(QS Al-Qalam :4)
Beberapa
istilah yang bekaitan dengan akhlak. Menurut jamil salibah (ahli bahasa arab
kontemporer asal suriah), adalah akhlak yang baik dan ada yang buruk. Akhlak
yang baik disebut adab (adab). Kata adab juga digunakan dalam arti etika yaitu
tata cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar
mereka. Adapun sasaran Ahlak. Dalam Islam, secara garis besar akhlak manusia
mencangkup tiga sasaran, yaitu terhadap Allah SWT, terhadap bersama manusia,
dan terhadap lingkungannya. Akhlak terhadap Allah SWT. Menurut Muhammad Quraish
Shihab, akhlak manusia terhadap Allah SWT bertitik tolak dari pengakuan dan
kesadaran bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang memiliki segalah sifat
terpuji dan sempurna.
1.
Mensucikan Allah SWT dan memuji-nya.
2.
Bertaqwa (berserah diri) kepada Allah SWT setelah berbuat atau berusaha lebih
dahulu.
3.
Berbaik sangka kepada Allah SWT Akhlak Terhadap Sesama Manusia,
sebagai
contoh Akhlak terhadap Orang Tua diantaranya sebagai berikut :
1.
Memelihara keridaan orang tua
2.
Berbakti kepada orang tua
3.
Memelihara etika pergaulan kepada orang tua Akhlah terhadap Lingkungan.
Dimaksudkan
dengan lingkungan disini ialah segalah sesuatu yang berada disekitar manusia,
seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa. Akhlak
yang dianjurkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia
sebagai khalifah. Khalifah menuntut adanya interaksi antara manusia dan alam.
Khalifah mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, dan bimbingan agar setiap
mahluk mencapai tujuannya.
Mahluk-mahluk
itu adalah umat seperti manusia juga. Al-Quran menggambarkan :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ
فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ
بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ
ۚ مَا فَرَّطْنَا
فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ
ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“
Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada dibumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu… ” (QS. Al-An'am
:38).
Jadi dari
penjelasan diatas dapat disimpulan, jika akhlak merupakan hasil aqidah yang
kokoh dan ibadah yang benar.melalui ibadah, ibadah yang merupakan pelaksanaan
dari perintah Allah Swt. dalam firman-Nya
, إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ “
Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. (QS al-Ankabut : 45).
Tujuan
akhlak sendiri adalah menghasilkan nilai yang mampu menghadirkan kemanfaatan
bagi manusia, bukan nilai materi. karena Akhlak adalah salah satu dasar bagi
pembentukan kepribadian individu.
Hubungan Antara Aqidah, Ibadah dan
Akhlak
Aqidah
sebagai dasar pendidikan akhlak / Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim
adalah aqidah yang kokoh dan ibadah yang benar , Karena akhlak tersarikan dari
aqidah, aqidah pun terpancarkan melalui ibadah. karena sesungguhnya aqidah yang
kokoh senantiasa menghasilkan amal atau ibadah dan ibadah pun akan menciptakan
akhlakul karimah. Oleh karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscahya
akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus.
Begitu
pula sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah. Aqidah
seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam
juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui sang pencipta dengan
benar, niscahya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah
allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku
yang telah ditetapkanya.
Pendidikan
akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku yang
harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan mereka,
karena hanya inilah yang menghantarkan mereka mendapatkan ridha allah dan atau
membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.
Rasulullah
SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang terletak pada kesempurnaan dan
kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya
ialah mereka yang paling bagus akhlaknya”. (HR. Muslim) Dengan demikian, untuk
melihat kuat atau lemahnya iman dapat diketahui melalui tingkah laku (akhlak)
seseorang, karena tingkah laku tersebut merupakan perwujudan dari imannya yang
ada di dalam hati. Jika perbuatannya baik, pertanda ia mempunyai iman yang
kuat; dan jika perbuatan buruk, maka dapat dikatakan ia mempunyai Iman yang
lemah.
Muhammad
al-Gazali mengatakan, iman yang kuat mewujudkan akhlak yang baik dan mulia,
sedang iman yang lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan buruk. Nabi Muhammad
SAW telah menjelaskan bahwa iman yang kuat itu akan melahirkan perangai yang
mulia dan rusaknya akhlak berpangkal dari lemahnya iman. Orang yang berperangai
tidak baik dikatakan oleh Nabi sebagi orang yang kehilangan iman.
Beliau
bersabda: الحياء والايمان قرناء جميعا فاذا
رفع احدهما رفع الاخر
(رواه الكاريم) ”
Malu dan
iman itu keduanya bergandengan, jika hilang salah satunya, maka hilang pula
yang lain”. (HR. Hakim)
Sahabat
bacaan madani. Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh
manusia. Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk
mengarahkan tujuan hidupnya sebagai makhluk. aqidahlah Pondasi aktifitas
manusia itu tidak selamanya bisa tetap tegak berdiri, maka dibutuhkan adanya
sarana untuk memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah merupakan bentuk pengabdian
dari seorang hamba kepada allah. Ibadah dilakukan dalam rangka mendekatkan diri
kepada allah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap allah.Ibadah
adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya, merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi. dan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa
Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang
ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
Kecilamass Cibubur
Jakarta-Timur