Diantara para wali sunan Drajatlah yang mempunyai nama panggilan yang paling banyak diantaranya Raden Qosim,Sunan Mahmud,Sunan Mayang Madu,Maulana Hasyim,Syekh Makaseh
Pangeran Syarifuddin,Pangeran Kadrajat,dan Masaikh Munat.Beliau adalah putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila alias Dewi Condrowati.empat putra Sunan Ampel lainya adalah Sunan Bonang,Siti Muntosiyah yang dinikahi Sunan Giri,Nyi Ageng Maloka yaitu istri Raden Patah,dan yang satu lagi putrinya disunting Sunan Kalijaga.
Raden Qasim menghabiskan masa kanak dan remaja di kampung halaman yaitu Ampeldenta
Surabaya,setelah dewasa diperintah oleh ayahnya untuk berdakwah di pesisir barat Gresik,didalam perjalanan menuju Gresik inilah merangkumkan sebuah cerita yang kelak menjadi legenda,"""konon saat sedang berlayar Raden Qasim dari Surabaya,beliau menumpang biduk nelayan ditengah perjalanan perahunya terseret badai,dan dihantam ombak di daerah Lamongan,sebelah barat Gresik.Raden Qasim selamat dengan berpegangan
pada dayung perahu kemudian ditolong oleh ikan Cucut dan ikan Talang (Cakalang).
Dengan menunggang pada kedua ikan itu,Raden Qasim berhasil mendarat disebuah tempat
yang dikenal sebagai kampung Jelak,Banjarwati,yang disambut oleh tetua kampung Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar konon kedua tokoh ini sudah diislamkan oleh pendakwah dari Surabaya sebelumnya yang terdampar di kampung Jelak,Banjarwati,R Qasim kemudian menetap di Jelak dan menikahi Kemuning putri dari mbah Mayang Madu,R Qasim membuat Surau yang akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji penduduk setempat, Jelak yang semula sebuah dusun kecil dan terpencil lambat laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai namanyapun berubah menjadi Banjaranyar,selang 3 tahun R Qasim pindah ke arah selatan sekitar 1 km dari kampung Jelak,ketempat yang lebih tinggi terbebas dari banjir pada saat musim hujan ,tempat itu di namai Desa Drajat.
Karena tempat itu belum dianggap strategis sebagai pusat dakwah Islam,Sunan Drajat lantas diberi ijin oleh Sultan Demak sebagai penguasa Lamongan kala itu,untuk membuka lahan baru didaerah perbukitan,lahan yang berupan hutan belantara dikenal oleh penduduk sekitarnya angker sekali,kono menurut kisah banyak makhluk halus yang
marah,mereka meneror penduduk pada malam hari,dan menyebarkan penyakit.namun berkat
kesaktian Sunan Drajat mampu mengatasi,setelah selesai membuka lahan Sunan Drajat bersama pengikutnya membangun pemukiman di lahan seluas sekitar 9 hektar.
Atas petunjuk Sunan Giri lewat mimpi Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan
yang kini menjadi komplek pemakaman yang dinamai Ndalem Duwur,Sunan membangun mesjid
agak jauh disebelah barat rumahnya sebagai tempat dakwah agama.Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawananya,semua pengikutnya diwarisi Kaidah tak saling menyakiti,baik melalui perkataan maupun perbuata""Bapang den simpangi,ana catur mungkur"" demikian petuahnya,dengan maksud""Jangan mendengarkan pembicaraan yang menjele-jelekan orang lain apalagi melakukan perbuatan itu.
Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah Bil-hikmah dengan cara -cara bijak,tanpa memaksa,dalam menyampaikan ajaranya Sunan menempuh lima cara,pertama lewat pengajian,melalui pendidikan di pesantren,memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah,melalui kesenian tradisional,melalui ritual adat tradisional,sepanjang tidak bertentangan dengn ajaran Islam.Ada empat poko ajaran Sunan adalah "" paring teken marang kang kalunyon lan wuto;paring pangan marang kang kaliren;paring sandang marang kang kawudan;paring payung marang kang kodanan artinya ;berikan tongkat pada orang buta;berikan makan pada yang kelaparan;berikan pakaian pada yang yang telanjang;berikan payung pada yang kehujanan.
Sunan sangat memperhatikan masyarakatnya,bahkan sering mengitari kampung pada malam hari sambil berzikir,penduduk merasa aman dan terlindungi dari ganguan setan yang merajalela paska pembukaan hutan.usai shlat ashar sunan berkeliling kampung sambil mengingatkan akan shalat magrib""Berhentilah bekerja,jangan lupa salat""katanya dengan nada membujuk,Beliau selalu menelateni pada warga yang sakit dengan mengobati menggunakan ramuan tradisional dan doa,sebagaiman wali yang lain.
Sunan Drajat terkenal dengan kesaktianya konon Sumur Lengsanga dikawasan Sumenggah misalnya diciptakan sunan ketika ia merasa kelelahan dlm suatu perjalanan,ketika itu sunan meminta pada pengikutnya untuk menyabut Wilus,sejenis umbi hutan ketika sunan kehausan ia berdoa.maka sembilan lobang bekas umbi itu memancarkan air bening-yang kemudian menjadi sumur abadi.
Sunan Drajat konon mempunyai tiga istri,pertama dengan Dewi Sufiyah putri sunan Gunung Jati,dengan Kemuning ketika menetap di Desa Drajat,dengan Retnoayu Candrasekar putri adipati Kediri Raden Suryadilaga,pada saat mendapat putri sunan Gunung Jati,R Qasim sempat dikirim oleh ayahnya untuk berguru mengaji pada Sunan Gunungjati padahal Syarif Hidayatullah itu bekas murid Sunan Ampel.Anak tertua Sunan Drajat dengan Dewi Sufiyah yaitu,Pangeran Rekyana atau Pangeran Trenggana,Pangeran Sandi,Dewi Wuryan. Beliau wafat dan dimakamkan di desa Drajat kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur,tak jauh dari makam beliau telah dibangun Museum yang menyimpan beberapa peninggalan di jaman wali sanga terutama peninggalan beliau di bidang kesenian dan dayung yang menyelamatkan dari badai di laut.
disalin oleh:
Damin Kecilamass
Pekayon,Pasar Rebo,Cibubur
Jakarta-Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar