KEMATIAN MENURUT AL-QUR’AN
10-
Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat):
“Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu
kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir”
11- Mereka menjawab: “Ya
Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua
kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa
kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?”
Ketika
manusia dikumpulkan dipadang Mahsyar pada hari berbangkit kelak dan orang kafir
telah melihat dengan jelas akibat perbuatan mereka menentang ayat ayat Allah
selama ini, mereka mengeluh : ” Ya Allah Engkau telah mematikan kami dua kali,
dan menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa kami, adakah jalan
keluar bagi kami dari kesulitan yang dahsyat pada hari ini (neraka jahanam) “. Dialog
antara orang kafir dengan Allah ini diabadikan dalam surat Al Mukmin ayat 10
-11, sebagaimana kami kutipkan diawal artikel ini.
Selama
hidup didunia ini kita hanya mengerti bahwa mati dan hidup itu hanya sekali
saja, namun setelah diakhirat kelak kita baru, mengerti bahwa kita hidup dan
mati sebanyak dua kali. Memperhatikan dialog diatas kita jadi bertanya, apakah
yang dimaksud dengan kematian itu? Dalam Al Qur’an dikatakan bahwa kita mati
dan hidup sebanyak dua kali, padahal yang kita ketahui selama ini kita hidup
dan mati hanya satu kali.
Definisi mati menurut Al-Qur’an
Mati
menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut
ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti
berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup
adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari
jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua
kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita
masih berada dialam Ruh, ini
adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu
belum memiliki jasad. Allah mengumpulkan mereka dialam Ruh dan berfirman
sebagai disebutkan dalam surat Al A’raaf 172:
Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”.
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)”, (Al A’raaf 172)
Selanjutnya
Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam rahim seorang ibu, ketika
usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu
kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya
jantung janin tersebut. Itulah
saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan
lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi
remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan
tubuh tersebut.
Ketika
sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua
kalinya. Allah menyimpan Ruh dialam barzakh, dan jasad akan
hancur dikuburkan didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan
menciptakan jasad yang baru, kemudia Allah meniupkan Ruh yang ada di alam
barzakh, masuk dan menyatu dengan tubuh yang baru sebagaimana disebutkan dalam
surat Yasin ayat 51:
51- Dan ditiuplah sangkakala,
maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan
mereka. 52- Mereka berkata: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan
kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha
Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). (Yasin 51-52)
Itulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan yang
abadi dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup yang kedua
kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah mengabaikan peringatan
Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari perbuatan mereka selama hidup yang
pertama didunia dahulu. Mereka berseru mohon pada Allah agar dizinkan kembali
kedunia untuk berbuat amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka kerjakan
selama ini sebagaimana disebutkan dalam surat As Sajdah ayat 12:
Dan (alangkah ngerinya), jika
sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan
kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya
Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke
dunia), kami akan mengerjakan amal
saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin”. (As Sajudah 12)
Itulah
proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian hidup kembali yang
akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan hidupnya yang panjang dan tak
terbatas. Proses ini juga disebutkan Allah dalam surat Al Baqaqrah ayat 28:
Mengapa kamu kafir kepada
Allah, padahal kamu tadinya mati,
lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya
kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan? (Al Baqarah 28)
Demikianlah
definisi mati menurut Al-Qur’an, mati adalah saat terpisahnya Ruh dari Jasad.
Kita akan mengalami dua kali kematian dan dua kali hidup. Jasad hanya hidup
jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati dan musnah. Berarti yang mengalami
kematian dan musnah hanyalah jasad sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami
kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada
namun Ruh sudah ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh
dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat mati yang kedua,
Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut mati, namun Ruh tetap
hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah ditinggalkan oleh Ruh akan
mati dan musnah ditelan bumi. Pada
saat hidup yang kedua, Allah menciptakan jasad yang baru dihari
berbangkit, jasad yang baru itu akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang
selama ini disimpan dialam barzak kedalam tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua
ini adalah kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan antara
Ruh dengan jasad sesudah itu.
Kalau
kita amati proses hidup dan mati diatas ternyata yang mengalami kematian dan
musnah hanyalah jasad, sedangkan Ruh tidak pernah mengalami kematian dan
musnah. Ruh tetap hidup selamanya, ia hanya berpindah pindah tempat, mulai dari
alam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan terakhir dialam Akhirat. Pada saat
datang kematian pada seseorang yang sedang menjalani kehidupan didunia ini,
maka yang mengalami kematian hanyalah jasadnya saja, sedangkan Ruhnya tetap
hidup dialam barzakh. Allah mengingatkan hal tersebut dalam surat Al Baqarah
ayat 154 :
Dan janganlah kamu mengatakan
terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan
(sebenarnya) mereka itu h idup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al Baqarah
154)
Perjalanan panjang tanpa akhir
Kalau
kita amati proses perjalan hidup dan mati seperti yang disebutkan diatas , maka
yang mengalami kematian hanyalah jasad kita saja, sedangkan Ruh tidak pernah
mengalami kematian. Sejak diciptakan pertama kali dan diambil kesaksiannya
tentang ke Esaan Allah ketika dikumpulkan dialam Ruh sebagaimana disebutkan
dalam surat Al A’raaf 172, mulailah Ruh menempuh perjalanan panjang yang tidak
akan pernah berkahir.
Sifat
Ruh sama seperti energy, dalam ilmu fisika kita mengenal teori kekekalan
Energy. Teori kekalan Energy mengatakan bahwa Energy bersifat kekal, tidak bisa
dimusnahkan, dihancurkan ataupun dilenyapkan. Ia hanya mengalami perubahan
bentuk. Ruh memiliki sifat seperti Energy ini, ia tidak bisa dimusnahkan,
dilenyapkan ataupun dihancurkan, ia kekal selamanya, ia hanya berubah bentuk
mulai dialam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan alam Akhirat kelak.
Kita
bisa merasakan selama hidup didunia ini bahwa Ruh kita tidak pernah tidur atau
beristirat. Kalau kita tidur pada malam hari, yang tidur adalah jasad atau
jasmani kita sedang Ruh kita sendiri, pergi berjalan entah kemana. Ruh tidak
bisa hancur, musnah dan lenyap namun ia bisa merasa lemah, sakit dan menderita.
Ruh yang kurang mendapat perawatan akan menjadi lemah menderita dan sakit.
Penyakit Ruh umumnya akan merembet pada penyakit fisik atau jasmani, penyakit
ruh yang umum kita kenal antara lain, gelisah, kecewa, dengki, cemas, takut,
sedih, tertekan dan stress berkepanjangan.
Ruh
mengalami proses pendewasaan selama hidup didunia. Semua bekal yang dibawa
untuk perjalanan hidup dialam barzakh dan akhirat didapat dari alam dunia.
Namun sayang selama hidup didunia banyak orang yang tidak memperdulikan
kebutuhan Ruhnya untuk menghadapi perjalan panjang yang tak akan pernah
berakhir ini. Kebanyakan manusia hanya fokus pada masalah kehidupan dunia, dan
tidak perduli dengan masalah kehidupan akhirat yang lebih dahsyat dibandingkan
dengan kehidupan dunia.
Mereka
baru menyadari kekeliruan mereka tatkala ruh telah sampai ditenggorokan, hingga
tatkala mereka telah pindah kelam barzakh mereka mengeluh sebagaimana
disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 99-100 :
99- (Demikianlah keadaan
orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia),
100- agar aku berbuat amal
yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.
Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan (Al Mukminun
99-100)
Penyesalan
itu memang selalu terlambat datangnya, namun penyesalan yang muncul setelah
datangnya kematian hanyalah sesuatu yang sia-sia. Masa lampau tidak akan pernah
kembali, kita hanya terus maju menghadang masa yang akan datang, apapun keadaan
kita. Orang yang bijaksana akan mengumpulkan bekal sebanyak banyaknya untuk
menempuh perjalanan panjang dialam barzakh dan akhirat. Orang yang lalai hanya
fokus pada kehidupan dunia, tidak pernah mempersiapkan diri untuk menempuh
perjalanan panjang itu. Bahkan terkesan tidak peduli dengan kehidupan akhirat.
Sebagian besar manusia didunia termasuk kedalam golongan orang yang lalai ini,
sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus ayat 92:”
…sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” Lebih
tegas lagi disebutkan dalam surat al Insan ayat 27 :
Sesungguhnya mereka (orang
kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan
mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). (Al Insan 27)
Mudah2an kita tidak
termasuk orang yang lalai, seperti disebutkan dalam ayat Qur’an diatas. Mari
kita persiapkan perbekalan kita untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak
akan pernah berakhir didunia dan akhirat. Penyesalan diakhirat kelak tidak ada
gunanya, masa lalu tidak akan pernah kembali, masa yang akan datang pasti
terjadi. Bersiaplah menghadap berbagai perubahan yang akan kita alami sepanjang
perjalan hidup yang amat panjang dan melelahkan ini. Berbekallah sebaik baik
bekal adalah Taqwa.
Damin
Kecilamass
Pekayon , Pasar
Rebo, Jakarta Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar