Sebagaimana tingginya keutamaan dan urgensi birrul
walidain, maka konsekuensinya betapa besar dan bahayanya hal yang menjadi
kebalikannya yaitu durhaka kepada orang tua
Setelah kita mengetahui dalil-dalil yang memerintahkan
kita untuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua)1,
sekarang kita membahas kebalikannya yaitu durhaka kepada orang tua. Sebagaimana
tingginya keutamaan dan urgensi birrul walidain, maka
konsekuensinya betapa besar dan bahayanya hal yang menjadi kebalikannya yaitu
durhaka kepada orang tua.
Bahkan durhaka kepada orang tua adalah dosa besar. Ini
secara tegas dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
أكبرُ الكبائرِ : الإشراكُ بالله ، وقتلُ
النفسِ ، وعقوقُ الوالدَيْنِ ، وقولُ الزورِ . أو قال : وشهادةُ الزورِ
“dosa-dosa besar yang paling besar adalah: syirik
kepada Allah, membunuh, durhaka kepada orang tua, dan perkataan dusta atau
sumpah palsu” (HR. Bukhari-Muslim dari sahabat Anas bin Malik).
Dalam hadits Nafi’ bin Al Harits Ats Tsaqafi,
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ألا أنبِّئُكم بأكبرِ الكبائرِ . ثلاثًا ،
قالوا : بلَى يا رسولَ اللهِ ، قال : الإشراكُ باللهِ ، وعقوقُ الوالدينِ
“maukah aku kabarkan kepada kalian mengenai
dosa-dosa besar yang paling besar? Beliau bertanya ini 3x. Para sahabat
mengatakan: tentu wahai Rasulullah. Nabi bersabda: syirik kepada Allah dan
durhaka kepada orang tua” (HR. Bukhari – Muslim).
Ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam berkali-kali memperingatkan para sahabat mengenai besarnya
dosa durhaka kepada orang tua. Subhaanallah!.
Dan perhatikan, sebagaimana perintah untuk birrul
walidain disebutkan setelah perintah untuk bertauhid, Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya) : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An
Nisa: 36). Maka di hadits ini dosa durhaka kepada orang tua juga disebutkan
setelah dosa syirik. Ini menunjukkan betapa besar dan fatalnya dosa durhaka
kepada orang tua.
Namun perlu di
ketahui, sebagaimana dosa syirik itu bertingkat-tingkat, dosa maksiat juga
bertingkat-tingkat, maka dosa durhaka kepada orang tua juga bertingkat-tingkat.
Durhaka kepada ibu, lebih besar lagi dosanya
Sebagaimana kita ketahui dari dalil-dalil bahwa
berbuat baik kepada ibu lebih diutamakan daripada kepada ayah, maka demikian
juga durhaka kepada ibu lebih besar dosanya. Selain itu, ibu adalah seorang
wanita, yang ia secara tabi’at adalah manusia yang lemah. Sedangkan memberikan
gangguan kepada orang yang lemah itu hukuman dan dosanya lebih besar dari orang
biasa atau orang yang kuat. Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
إنَّ اللَّهَ حرَّمَ عليكم عقوقَ الأمَّهاتِ
، ومنعًا وَهاتِ ، ووأدَ البناتِ وَكرِه لَكم : قيلَ وقالَ ، وَكثرةَ السُّؤالِ ،
وإضاعةَ المالِ
“sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka
kepada para ibu, pelit dan tamak, mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah
juga tidak menyukai qiila wa qaala, banyak bertanya dan membuang-membuang harta”
(HR. Bukhari – Muslim).
Wallahu ‘alam bis shawab.
Kecilamass ,Pekayon-Pasar Rebo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar