Bulan Rajab adalah bulan ke tujuh dari bulan hijriah
(penanggalan Arab dan Islam). Peristiwa Isra Mi’raj Nabi
Muhammad shalallah ‘alaih wasallam
untuk menerima perintah salat lima waktu diyakini terjadi pada 27 Rajab ini.
Bulan Rajab juga merupakan
salah satu bulan haram atau muharram yang artinya bulan yang
dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat bulan haram, ketiganya secara berurutan
adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang
tersendiri, Rajab.
Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan
tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang
bulan-bulan ini, Al-Qur’an menjelaskan:
“
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat
bulan haram. Itulah (ketetapan) agama
yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat
itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang
yang bertakwa.”
Hukum Puasa Rajab
Ditulis
oleh al-Syaukani, dalam Nailul Authar,
bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhammad bin Manshur al-Sam'ani yang
mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa
Rajab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab,
sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah
makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.
Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab itu cukup menjadi hujjah atau landasan. Di samping itu, karena juga tidak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.
Diriwayatkan dari Mujibah
al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram
(mulia)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya
adalah riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah):
"Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulallah, saya tak
melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam
bulan Sya'ban. Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan
Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"
Menurut al-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi, "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.
Keutamaan berpuasa pada
bulan haram juga diriwayatkan dalam
hadis sahih imam Muslim. Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini
disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan.
Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di
bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulum al-Din menyatakan
bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari
utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari
utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu.
Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping
dzulhijjah, muharram dan sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqa’dah,
dzul hijjah, dan muharram.
Disebutkan
dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan
yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan- bulan haram yaitu dzulqa’dah, dzul
hijjah, rajab dan muharram. Di antara keempat bulan itu yang paling utama
untuk puasa adalah bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh
Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab.
Terkait hukum puasa dan
ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan “Memang benar tidak
satupun ditemukan hadits shahih mengenai puasa Rajab, namun telah jelas dan
shahih riwayat bahwa Rasul saw menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di
bulan haram, dan Rajab adalah salah
satu dari bulan haram, maka
selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak
ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan
Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Berikut beberapa hadis
yang menerangkan keutamaan dan kekhususan puasa bulan Rajab:
|
Beberapa hadis Rasulullah saw menunjukkan keutamaan bulan Rajab:
- Hendaklah kamu memuliakan bulan Rajab, niscaya Allah memuliakan kamu dengan seribu kemuliaan di hari Qiamat.
- Bulan Rajab bulan Allah, bulan Sya’ban bulanku, dan bulan Ramadhan bulan umatku.
- Kemuliaan Rajab dengan malam Isra’ Mi’rajnya, Sya’ban dengan malam nisfunya dan Ramadhan dengan Lailatul-Qadarnya.
- Puasa sehari dalam bulan Rajab mendapat syurga yang tertinggi (Firdaus). Puasa dua hari dilipatgandakan pahalanya.
- Puasa 3 hari pada bulan Rajab, dijadikan parit yang panjang yang menghalangnya ke neraka (panjangnya setahun perjalanan).
- Puasa 7 hari pada bulan Rajab, ditutup daripadanya 7 pintu neraka.
- Puasa 16 hari pada bulan Rajab akan dapat melihat wajah Allah di dalam syurga, dan menjadi orang yang pertama menziarahi Allah dalam syurga.
- Keutamaan bulan Rajab dari segala bulan ialah seperti keutamaan Al-Quran keatas semua kalam (perkataan).
- Puasa sehari dalam bulan Rajab seumpama puasa empat puluh tahun dan diberi minum air dari syurga.
- Bulan Rajab Syahrullah (bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya. Puasa dalam bulan Rajab, wajib bagi yang berpuasa itu. Diampunkan dosa-dosanya yang lalu. Dipelihara Allah umurnya yang tinggal.Terlepas daripada dahaga di akhirat.
- Puasa pada awal Rajab, pertengahannya dan pada akhirnya, seperti puasa sebulan pahalanya.
- Siapa bersedekah dalam bulan Rajab, seperti bersedekah seribu dinar, dituliskan kepadanya pada setiap helai bulu roma jasadnya seribu kebajikan, diangkat seribu derajat, dihapus seribu kejahatan -
“Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat kemuliaan di sisi ALLAH SWT.” “Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rajab, maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat.”
“Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, permintaannya akan dikabulkan.”
“Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan delapan pintu syurga.”
“Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH akan menambahkan pahalanya.”
Amalan dan Dzikir Di Bulan Rajab
Di bulan Rajab terdapat amalan khusus dan amalan umum. Amalan khusus adalah amalan yang dilakukan pada hari atau malam tertentu di bulan Rajab. Adapun amalan umum adalah amalan yang dilakukan selama di bulan Rajab. Amalannya sebagai berikut:Pertama: Rasulullah saw juga bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan permohonan pengampunan bagi ummatku, maka hendaknya mereka memperbanyak istighfar di dalamnya.” Yakni:
“”Astaghfirullâha wa atûbu ilayh””
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya
Kedua: Dalam suatu riwayat disebutkan: Bagi yang tidak mampu berpuasa agar memperoleh pahala puasa di bulan Rajab, maka hendaknya setiap hari ia membaca tasbih berikut 100 kali:
“”Subhânal ilâhil jalîl, subhâna Man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lahu, subhânal a’azzil akram, subhâna Man labisal ‘izzi wa huwa lahu ahlun.””
Mahasuci Tuhan Yang Maha Agung, Mahasuci yang tak layak bertasbih kecuali kepada-Nya, Mahasuci Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Mahasuci Yang Menyandang keagungan dan hanya Dia yang layak memilikinya.
Ketiga: Membaca:
“”Yâ Dzal jalâli wal-ikrâm, yâ Dzan na’mâi wal-jûd, yâ Dzal manni wath-thawl, harrim syaibatî `alan nâri.””
Wahai Yang Maha Agung dan Maha Mulia, wahai Pemilik kenikmatan dan kedermawanan, wahai Pemilik anugerah dan karunia, selamatkan putihnya rambutku dari api neraka.
Keempat: Rasululah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Istighfar berikut sebanyak 100 kali dan mengakhirnya dengan bersedekah, Allah akan mengakhirinya dengan rahmat dan maghfirah. Barangsiapa yang membacanya 400 kali, Allah memcatat baginya pahala 100 syuhada’:
“”Astaghfirullâha lâilaha illa Huwa wahdahu lâ syarîkalah, wa atûbu ilayh.””
Aku memohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Esa, Yang tiada sekutu bagi-Nya, aku bertaubat kepada-Nya.”
Kelima: Membaca Lailâha illallâh (1000 kali).
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Lâilâha illallâh sebanyak seribu kali , Allah mencatat baginya seratus ribu kebaikan dan membangunkan baginya seratus kota di surga.”
Keenam: membaca Astaghfirullâh wa atûbu ilayh, pagi dan sore sebanyak (70 kali), dan diakhiri dengan membaca doa:
“”Allâhummaghfirlî wa tub `alayya””
Ya Allah, ampuni aku dan bukakan pintu taubat bagiku.
Dalam suatu hadis dikatakan: Barangsiapa yang membaca Istighfar pagi dan sore sebanyak 70 kali dan kemudian diakhiri dengan doa tersebut dengan mengangkat tangannya, jika ia mati di bulan Rajab matinya diridhai oleh Allah dan tidak disentuh oleh api neraka karena berkah bulan Rajab.
Ketujuh: membaca istighfar berikut sebanyak seribu kali agar diampuni dosanya oleh Allah Yang Maha Penyayang:
“”Astaghfirullâha Dzal jalâli wal-ikrâm min jamî`idz dzunûbi wal-âtsâm””
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia dari semua dosa dan kesalahan.
Kedelapan: membaca
Surat Al-Ikhlash sebelas ribu kali atau seribu kali atau seratus kali.
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Ikhlash
seratus kali pada hari Jum’at bulan Rajab, ia akan memperoleh cahaya yang
mengantarkan ke surga.”Kesembilan: Dalam suatu hadis disebutan: “Barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, dan melakukan shalat sunnah empat rakaat (2 kali salam). Rakaat pertama setelah Fatihah membaca ayat Kursi seratus kali, dan rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash dua ratus kali, maka saat matinya ia akan menyaksikan tempatnya di surga atau diperlihatkan kepadanya.”
Kesepuluh: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah empat rakaat (2 kali salam) pada hari Jum’at di bulan Rajab antara shalat Zuhur dan Ashar; setiap rakaat setelah Fatihah membaca ayat Kursi tujuh kali dan Surat Al-Ikhlash, kemudian sesudah salam membaca Astaghfirullâhalladzî lâilâha illâ Huwa wa as-aluhut tawbah (10 kali), Allah mencatat baginya dari hari itu (hari ia melakukan shalat) sampai hari kematiannya setiap hari seribu kebaikan; memberinya untuk setiap ayat yang ia baca satu kota di surga dari yaqut merah; untuk setiap hurufnya satu istana di surga dari mutiara; diberinya pasangan bidadari dan diridhai tanpa sedikitpun murka; dan Allah mencatatnya sebagai orang-orang ahli ibadah, dan mengakhiri hidupnya dengan kebahagiaan dan pengampunan yang terbaik.”
Kesebelas: Puasa tiga hari: hari kamis, Jum’at dan Sabtu.
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang berpuasa pada Kamis, Jum’at dan Sabtu di bulan-bulan yang mulia, Allah mencatat baginya ibadah sembilan ratus tahun.”
Kedua belas: Shalat enam puluh rakaat selama bulan Rajab; setiap malam dua rakaat, setiap rakaat setelah Fatihah membaca Surat Al-Kafirun (3 kali) dan Surat Al-Ikhlash (sekali). Sesudah salam membaca doa berikut sambil mengangkat tangan:
“”Lâilaha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyî wa yumît, wa Huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr, wa ilayhil mashîr, walâ hawla wala quwwata illâ billahil `aliyyil `azhîm. Allahumma shalli `alâ Muhammadin an-nabiyyil ummi wa âlihi.””
Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan mematikan. Dia Yang Hidup dan tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, kepada-Nya kembali segalanya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Tinggi dan Maha Agung. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan keluarganya.
Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa orang yang melakukan amalan tersebut Allah mengijabah doanya dan memberinya enam puluh pahala haji dan umrah.
Ketiga belas: Rasulullah saw bersabda: “orang yang membaca Surat Al-Ikhlash (100 kali) dalam shalat sunnah dua rakaat di malam bulan Rajab, nilainya sama dengan berpuasa seratus tahun di jalan Allah, dan memberinya seratus istana di surga, setiap istana bertetangga dengan para Nabi (as).”
Keempat belas: Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca setiap hari dan malam di bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan Surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing (3 kali), kemudian membaca masing-masing (3 kali):
“”Subhânallâhi wal-hamdulillâhi, wa lâilâha illallâh wallâhu akbar, walâ hawla walâ quwwata illâ billâhil `aliyyil `azhîm.””
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung
“”Allâhumma shalli `alâ Muhammadin waâli Muhammad””
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
“”Allâhummaghfir lil-mu’minîna wal-mu’minât””
Ya Allah, ampuni kaum mukminin dan mukminat
Kemudian membaca istighfar berikut (400 kali):
“”Astaghfirullâha wa atûbu ilayh””
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya,
maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak tetesan hujan, daun-daun pepohonan, dan buih di lautan.”.
Menunaikan Puasa di Bulan Rajab
Sang
waktu telah menghantarkan kita masuk pintu gerbang bulan Rajab setiap
tahunnya. Bulan Rajab dari beberapa pendapat merupakan salah satu bulan
yang sangat khusus dan istimewa karena merupakan bulan yang dikhususkan oleh
Allah (Ada 4 bulan muharam: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
Disamping itu ada beberapa keistimewaan lain yang ada pada bulan Rajab.
Selain bulan Ramadhan maka pada bulan Rajab juga memiliki banyak keistimewaan, antara lain anda bisa mendapatkan Ridha, kemuliaan, pahala yang berlipat, permohonan doa akan dikabulkan serta akan diampuni segala dosan dan akan digantikan dengan amal kebaikan. Luar biasa memang, sekarang semua tergantung anda, apakah akan mengambil peluang emas ini, atau sakaratul maut akan datang lebih dahulu sebelum kita sempat menikmati keistimewaan dari salah satu bulan ini.
Selain bulan Ramadhan maka pada bulan Rajab juga memiliki banyak keistimewaan, antara lain anda bisa mendapatkan Ridha, kemuliaan, pahala yang berlipat, permohonan doa akan dikabulkan serta akan diampuni segala dosan dan akan digantikan dengan amal kebaikan. Luar biasa memang, sekarang semua tergantung anda, apakah akan mengambil peluang emas ini, atau sakaratul maut akan datang lebih dahulu sebelum kita sempat menikmati keistimewaan dari salah satu bulan ini.
Dalam salah satu Hadist, yang diriwayatkan oleh
Mujibah al-Bahiliyah, Kanjeng
nabi Muhammad SAW telah bersabda, “Puasalah pada bulan-bulan haram (suci
dan mulya).” (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Sebagaimana diketahui ada
4 bulan Muharam yang mempunyai keistimewaan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram,
dan Rajab.
Hadist Rasulullah yang lainnya di Riwayatkan oleh
al-Nasa’i dan Abu Dawud yang kemudian disahihkan oleh Ibnu Huzaimah, Beliau
bersabda: “Usamah berkata pada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, saya tak
melihat Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan
Sya’ban. Kemudian Rasulullah menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab
dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.’”
Dari hadist diatas dijelaskan oleh al-Syaukani (Naylul Authar, dalam konteks
pembahasan puasa sunat) dari ungkapan Nabi “Bulan Sya’ban adalah bulan antara
Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang” itu secara implisit
menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan untuk melakukan ibadah puasa.
Selain hadist diatas masih terkait puasa bulan
Rajab, maka cukup banyak hadist lain yang menjelaskan tentang hal itu, namun
kesahihanya masih dipertanyakan oleh beberapa ulama, tentu hal demikian bisa
menjadi bahan diskusi yang menarik bagi kita. Hadist-hadist itu antara lain:
- Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan
ikhlas, maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH SWT,
Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab 1427/Isra Mi’raj akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa, - Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab maka akan mendapat kemuliaan di sisi ALLAH SWT,
- Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rajab maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat,
- Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, Insyaallah permintaannya akan dikabulkan,
- Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan delapan pintu syurga,
- Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH akan menambahkan pahalanya.”
- Pada malam Mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakah sungai ini?” Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau dibulan Rajab ini”.
- Dalam salah satu riwayat lainya menceritakan bahwa Tsauban tengah bercerita : “Ketika kami berjalan bersama-sama Rasulullah SAW ke sebuah kubur, lalu Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih, kemudian beliau berdoa kepada ALLAH SWT. Lalu saya bertanya kepada beliau:”Ya Rasulullah mengapakah engkau menangis?” Lalu beliau bersabda :”Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa dalam kubur nya, dan saya berdoa kepada ALLAH, lalu ALLAH meringankan siksa atas mereka”. Dan lalu beliau bersabda lagi: “Wahai Tsauban, kalau mereka ini mau berpuasa satu hari dan beribadah satu malam saja di bulan Rajab niscaya mereka tidak akan disiksa di dalam kubur.” Lalu Tsauban bertanya: “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat mengelakkan dari siksa kubur?” Sabda beliau: “Wahai Tsauban, demi ALLAH dzat yang telah mengutus saya sebagai nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan Rajab dengan niat karena ALLAH, kecuali ALLAH mencatatkan baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun.”
- Dalam Sabda beliau yang lain (mursal) Riwayat Abul Fath dari al-Hasan, Rasulullah mengatakan: “Sesungguhnya Rajab adalah bulannya ALLAH, Sya’ban adalah bulanku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku”. “Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi, keluarga nabi dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan bulan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan merasa lapar dan haus bagi mereka.
Hadist-hadist yang tersebut dengan poin diatas
beberapa diantaranya dinilai dha’if (kurang kuat) hal ini ditegaskan oleh
Imam Suyuthi dalam kitab al-Haawi lil Fataawi. Selain itu ditegaskan pula oleh
Ibnu Hajar, dalam kitabnya “Tabyinun Ujb”, yang menerangkan bahwa tidak ada
hadis (baik sahih, hasan, maupun dha’if) yang menerangkan tentang keutamaan
pelaksanaan ibadah puasa di bulan Rajab.
Pendapat lain al-Syaukani, dalam Nailul Authar,
bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam’ani yang
mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab
secara khusus. Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis
yang secara khusus menunjukkan sunah untuk puasa bulan Rajab, maka hadist
yang umum cukup bisa dijadi kan hujah atau landasan.
Dalam Islam dikenal pula ilmu mushthola
al-hadits, yang menjelaskan tentang berbagai kedudukan hadits. Salah satu
hal penting untuk diketahui adalah: sebuah hadits dhoif ternyata bisa digunakan
sebagai dasar dalam pelaksanaan suatu amalan, yang tidak boleh adalah hadist
dhoif tersebut digunakan sebagai dasar penetapan suatu hukum
syara’. Jadi wilayah fungsinya sebagi sumber motivasi dalam ibadah saja,
maka tidak menjadi masalah.
Demikian semoga para muslimin dan muslimat bisa
segera mengambil manfaat dri waktu yang disipakan oleh Allah untuk kehidupan
kita. Keikhlasan untuk mejalankan perintahnya semoga merupakan puncak ibadah
yang membahagiakan.
Damin kecilamass
Pekayon
Pasar Rebo Jakarta Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar