AJARAN ASTABRATA pada awalnya
merupakan ajaran yang diberikan olah Rama kepada Wibisana. Ajaran tersebut
terdapat dalam Serat Rama Jarwa Macapat, tertuang pada pupuh 27 Pangkur, jumlah
baitnya ada 35 buah. Pada dua pupuh sebelumnya diuraikan kekalahan Rahwana dan
kesedihan Wibisana. Disebutkan, perkelahian antara Rahwana melawan Rama sangat
dahsyat. Seluruh kesaktian Rahwana ditumpahkan dalam perkelahian itu, namun
tidak dapat menendingi kesaktian Rama. Ia gugur oleh panah Gunawijaya yang
dilepaskan Rama. Melihat kekalahan kakaknya, Wibisana segera bersujud di kaki
jasad kakaknya dan menangis penuh kesedihan.
Demikian antara lain diungkapkan Prof. DR. Marsono (52), Dosen Fakultas Budaya Jurusan Sastra UGM, di hadapan peserta sarasehan Jumat Kliwonan Lembaga Javanologi, di nDalem Joyodipuran, Yogyakarta, pada 6 Juli 2001. Dalam sarasehan yang dihadiri 30 peserta, Marsono mengatakan, Rama menghibur Wibisana dengan memuji keutamaan rahwana yang dengan gagah berani sebagai seorang raja yang gugur di medan perang bersama balatentaranya. Oleh Rama, Raden Wibisana diangkat menjadi Raja Alengka menggantikan Rahwana. Rama berpesan agar menjadi raja yang bijaksana mengikuti delapan sifat dewa yaitu Indra, Yama, Surya, Bayu, Kuwera, Brama, Candra, dan Baruna. Itulah yang disebut dengan Asthabrata
Secara rinci Marsono menguraikan masing-masing ajaran dengan memberikan kutipan teks sebagaimana terdapat dalam Serat Rama Jarwa Macapat, Nitisruti dan Ramayana Kakawin Jawa Kuna.
1. Sang Hyang Indra adalah Dewa Hujan. Ia mempunyai sifat menyediakan apa yang diperlukan di bumi, memberikan kesejahteraan dan memberi hujan di bumi.
2. Sang Hyang Yama adalah Dewa Kematian. Ia membasmi perbuatan jelek dan jahat tanpa pandang bulu.
3. Sang Hyang Surya adalah Dewa Matahari. Sifatnya pelan, tidak tergesa-gesa, sabar, belas kasih dan bijaksana.
4. Sang Hyang Candra adalah Dewa Bulan, ia selalu berbuat lembut, ramah dan sabar kepada siapa saja.
5. Sang Hyang Bayu adalah Dewa Angin. Ia bisa masuk ke mana saja ke seluruh penjuru dunia tanpa kesulitan. Segala perilaku baik atau jelek kasar atau rumit di dunia dapat diketahui olehnya tanpa yang bersangkutan mengetahuinya. Ia melihat keadaan sekaligus memberikan kesejahteraan yang dilaluinya.
6. Sang Hyang Kuwera adalah Dewa Kekayaan. Sifatnya ulet dalam berusaha mengumpulkan kekayaan guna kesejahteraan warga masyarakatnya. Ia sebagai penyandang dana.
7. Sang Hyang Baruna adalah Dewa Samudera. Sifat Samudera bisa menampung seluruh air sungai dengan segala sesuatu yang ikut mengalir di dalamnya. Namun samudera tidak tumpah. Hyang Baruna seperti samudera bisa menampung apa saja yang jelek ataupun baik. Ia sabar dan berwawasan sangat luas, seluas samudera.
8. Sang Hyang Brama adalah Dewa Api . sifat api bisa membakar menghanguskan dan memusnahkan benda apa saja. Ia pun dapat memberikan pelita dalam kegelapan Hyang Brama seperti api bisa membasmi musuh dan segala kejahatan sekaligus bisa menjadi pelita bagi manusia yang sedangdalam keadaan kegelapan.
Kalau dirangkum amanat asthabrata yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin itu sebagai berikut : Dapat memberikan kesejukan dan ketentraman kepada warganya: membasmi kejahatan dengan tegas tanpa pandang; bersifat bijaksana, sabar , ramah dan lembut; melihat, mengerti dan menghayati seluruh warganya; memberikan kesejahteraan dan bantuan dana bagi warganya yang memerlukan; mampu menampung segala sesuatu yang datang kepadanya, naik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan; gigih dalam mengalahkan musuh dan dapat memberikan pelita bagi warganya. Ajaran ini tetap relevan bagi para pemimpin kita hingga kini sampai ke masa depan.
Ajaran Astabrata identik dengan agama Hindu, bagi pemeluk agama lain (termasuk saya sendiri) ya untuk sekedar tahu saja, dan mari kita ambil sisi positifnya saja dari ajaran Astabrata ini.
Demikian antara lain diungkapkan Prof. DR. Marsono (52), Dosen Fakultas Budaya Jurusan Sastra UGM, di hadapan peserta sarasehan Jumat Kliwonan Lembaga Javanologi, di nDalem Joyodipuran, Yogyakarta, pada 6 Juli 2001. Dalam sarasehan yang dihadiri 30 peserta, Marsono mengatakan, Rama menghibur Wibisana dengan memuji keutamaan rahwana yang dengan gagah berani sebagai seorang raja yang gugur di medan perang bersama balatentaranya. Oleh Rama, Raden Wibisana diangkat menjadi Raja Alengka menggantikan Rahwana. Rama berpesan agar menjadi raja yang bijaksana mengikuti delapan sifat dewa yaitu Indra, Yama, Surya, Bayu, Kuwera, Brama, Candra, dan Baruna. Itulah yang disebut dengan Asthabrata
Secara rinci Marsono menguraikan masing-masing ajaran dengan memberikan kutipan teks sebagaimana terdapat dalam Serat Rama Jarwa Macapat, Nitisruti dan Ramayana Kakawin Jawa Kuna.
1. Sang Hyang Indra adalah Dewa Hujan. Ia mempunyai sifat menyediakan apa yang diperlukan di bumi, memberikan kesejahteraan dan memberi hujan di bumi.
2. Sang Hyang Yama adalah Dewa Kematian. Ia membasmi perbuatan jelek dan jahat tanpa pandang bulu.
3. Sang Hyang Surya adalah Dewa Matahari. Sifatnya pelan, tidak tergesa-gesa, sabar, belas kasih dan bijaksana.
4. Sang Hyang Candra adalah Dewa Bulan, ia selalu berbuat lembut, ramah dan sabar kepada siapa saja.
5. Sang Hyang Bayu adalah Dewa Angin. Ia bisa masuk ke mana saja ke seluruh penjuru dunia tanpa kesulitan. Segala perilaku baik atau jelek kasar atau rumit di dunia dapat diketahui olehnya tanpa yang bersangkutan mengetahuinya. Ia melihat keadaan sekaligus memberikan kesejahteraan yang dilaluinya.
6. Sang Hyang Kuwera adalah Dewa Kekayaan. Sifatnya ulet dalam berusaha mengumpulkan kekayaan guna kesejahteraan warga masyarakatnya. Ia sebagai penyandang dana.
7. Sang Hyang Baruna adalah Dewa Samudera. Sifat Samudera bisa menampung seluruh air sungai dengan segala sesuatu yang ikut mengalir di dalamnya. Namun samudera tidak tumpah. Hyang Baruna seperti samudera bisa menampung apa saja yang jelek ataupun baik. Ia sabar dan berwawasan sangat luas, seluas samudera.
8. Sang Hyang Brama adalah Dewa Api . sifat api bisa membakar menghanguskan dan memusnahkan benda apa saja. Ia pun dapat memberikan pelita dalam kegelapan Hyang Brama seperti api bisa membasmi musuh dan segala kejahatan sekaligus bisa menjadi pelita bagi manusia yang sedangdalam keadaan kegelapan.
Kalau dirangkum amanat asthabrata yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin itu sebagai berikut : Dapat memberikan kesejukan dan ketentraman kepada warganya: membasmi kejahatan dengan tegas tanpa pandang; bersifat bijaksana, sabar , ramah dan lembut; melihat, mengerti dan menghayati seluruh warganya; memberikan kesejahteraan dan bantuan dana bagi warganya yang memerlukan; mampu menampung segala sesuatu yang datang kepadanya, naik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan; gigih dalam mengalahkan musuh dan dapat memberikan pelita bagi warganya. Ajaran ini tetap relevan bagi para pemimpin kita hingga kini sampai ke masa depan.
Ajaran Astabrata identik dengan agama Hindu, bagi pemeluk agama lain (termasuk saya sendiri) ya untuk sekedar tahu saja, dan mari kita ambil sisi positifnya saja dari ajaran Astabrata ini.
Bens
Wasis
Kecilamass Cibubur Pasar Rebo Jakarta-Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar