Selasa, 31 Januari 2012

Bima Madamel



Di Negara Jodipati Arya Werkudara memberitahu pada anak dan istrinya bahwa ia mendapat perintah dari Dewa di Suralaya,untuk menanam padi ketan Gondhil,apabila berhasil menanam padi maka kemudian hari keturunanya dapat menjadi Raja Dijawa,kemudian Werkudara menyuruh istrinya Dewi Arimbi dan anak-anaknya untuk mencari benih,dan anak-anaknya untuk menyiapkan lahan,Gatotkaca sekeluarga minta diri pamit,menuju huta Sumeja yang masih berada diwilayah Jodipati,ketika lahan sdh
siap,Werkudara minta dipersiapkan Bajak dan Lembunya,yang menuntun Lembu adalah Antasena,sedangkan Antareja dan Gatotkaca mecangkul pinggiran Sawah sampai siap untuk ditanami padi.

Negeri Nganjuk yang diperintah oleh Prabu Kalawintaka,sedang dihadapkan oleh anak-anaknya,iying-iying,berupa ham padi.Mereka merintih dan mengaduh krn ingin sekali makan,dan yang diminta adalah tanaman ketan Gondhil,Prabu Kalawintaka menyarankan agar mereka pergi ke negara Jodipati,sedang ia sendiri akan menghadap Batara Guru agar anak-anaknya tidak diganggu,anak-anak Kalawintaka mohon ijin untuk berangkat
sedangkan Kalawintaka berpesan dan melarangan,bila diperjalanan nanti bertemu gambar Prabu Kalawintaka yang dibawa sambil membacakan matra,mereka jangan sekali-kali menerjang karena mereka akan hancur,Prabu Kalawintaka juga menggambarkan bagaimana cara mempergunakan papan itu,yaitu dibawa mengelilingi sawah sambil membaca manter
a ,apabila mereka melihat papan itu agar berhati-hati ,dan bila mendengar orang membaca mantera harus segera berlari pulang,mereka diminta mengingat-ngingat
pepetunjuk-petunjuk tersebut,sepeninggal anak-anak Prabu Kalawintaka pergi kehayangan
Jonggring salaka tidak terlihat oleh manusia karena kalawintana berbentuk makluk halus.

Batara Guru bertanya kepada Batara Narada mengapa terjadi goncangan yang terasa sampai di kahyangan,Batara Narada menerangkan bahwa akibat badan Bima yang telah menjalankan perintah dari Dewa Ruci agar menjadi Petani,tetapi sekarang tanamanya diganggu oleh hama,kemudia Batara Guru memrintahkan Batara Lodra untuk membunuh Kalawintana agar tidak menjadi penghalang bagi Bima,Batara Lodra menyanggupi dan diberi bekal senjata berupa Besi Pulosani untuk menghabisi Prabu Kalawintana.

Prabu Kalawintana sampai di kahyangan Kuwandawaru ia ditemui oleh Batara Lodra yang tidak mengijinkan untuk menghadap pada batara guru dan menyuruh kembali ke dunia
Kalawintana menolak dan marah sekali demikian pula batara lodra hingga terjadi perang
sampai akhirnya batara mengeluarkan Pulosani dipukulah kalawintana sampai rebah,namun tiba-tiba berubah emnjadi papan dan kelihatan ia berada didalamnya,Batara
Guru dan Batara Narada datang dan melihat kejadian tersebut mengatakan bahwa papan itu dinamakan TLAWINGAN BUSUR dan dapat digunakan untuk menolak hama,Tlawingan Busur dijadikan tempat pusaka Bima yang berupa Keris Kyai Banteng yang terjadi dari keturunan Kalagumarangyang bernama Kalabuja yaitu kakak Prabu Kalawintana.Bila kedua senjata itu disatukan akan terjadi ketentraman dalam mencari penghidupan.Batara Lodra diperintahkan untuk menyerahkan ke Bima,dan diberitahukan juga cara memakainya
yaitu dibawa mengelilingi sawah sambil dibacakan mantra.

Raden Gatotkaca melihat tanamanya hacur segera sowan ke Bima yang sedang dihadap Antareja,Antasena,Bima marah mendengar laporan Gatotkaca,bahkan berniat akan menghancurkan tanaman padi,Dewi Arimbi melarang niat itu sambil berucap barangkali masih ada pertolongan dari Hyang Agung,tak lama datanglah Batara Lodra yang diutus Batara Guru untuk menyampaikan Pusaka Taliwang Busur yang dapat dipergunakan menolak hama dan sekaligus memberitahu cara memakainya,dengan adanya pusaka itu R Werkudara merasa terhibur,ia memerintahkan Istri dan anak-anaknya untu menyiapkan sesaji dan menjelang Selasa Kliwon mulai menumpas hama,Ia membawa Gada Rujak Polo,Antasena membawa Gada Kulitasari,Antareja membawa Dupa,Gatotkaca membawa Keris Kyai Banteng,menjelang pagi semua hama sirna. Tak lama kemudian ada wangsit dari Sang Dewa Ruci, saat nanti terjadi Baratayuda akan mendapat kemenangan,karena telah berhasil menanam padi Ketan Gondhil.

Kesimpulanya :
Didalam Kehidupan akan selalu terjadi pasang surut dan Cobaan-Cobaan yang kadang merasa tidak mampu menghadapi,tetapi dengan berdoa pertolongan Alloh pasti akan datang walaupun prosesnya agak lama,dekat dengan anak dan istri itulah komunikasi yang harus dibangun.


Disalin Oleh :
Damin Kecilamass
Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar