Selasa, 31 Januari 2012

Karno Tanding



Prabu Matswapati,Prabu Puntadewa,Prabu Kresna,dihadap oleh Bima,Arjuna,Nakula,Sadewa
Drestajumena dan Setyaki,mereka masih bersedih dengan gugurnya Gatotkaca oleh senjata
Kunta milik Adipati Karno.Prabu Matswapati menasehati rasa sedih yang menyelimuti segera dihilangkan,sebab Bharatayuda belum selesai,yang harus dipikirkan sekarang ialah penggantian senopati perang untuk menghadapi Adipati Karno besok,kemudian Prabu Kresno mengusulkan Raden Arjuna sebagai senopati menggantikan Gatotkaca,Arjuna
menerima pengangkatan dan akan tetap akan menggunakan gelar perang Garuda Nglayang
dengan senopati pendamping Bima dan Drestajumena.

Dewi Drupadi menyambut dan bertanya dengan kedatangan Prabu Puntadewa hasil pertemuan
nya dengan keluarga pendawa,Prabu Puntadewa menjawab bahwa sebagai ganti adalah Arjuna,kemudian dewi masuk kesanggar pemujaan untuk memohon agar keluarga pendawa memenangkan Baratayuda.

Sadewa mengadakan pertemuan dengan Sentyaki,Udawa,Pragoto mereka mengingatkan harus meningkatkan kewaspadaan,pada saat saat seperti ini kemungkinana lawan akan menempuh cara cara tidak baik untuk memenangkan peperangan.

Prabu Ajibanjaran mengadakan pertemuan dengan Patih Kalagupita dan para punggawa memngemukakan niatnya untuk membantu Kurawa,sebagai balas dendam atas kematian saudara seperguruanya yaitu Dursala anak Dursasana yang mati melawan Gatotkaca dulu,Prabu Ajibanjaran memerintahkan patih Kalagupita untuk mengerahkan pasukan Goabarong untuk menyerang perkemahan Pandawa di malam hari karena baginya tidak terikat dengan aturan peperangan.Peperanganpun terjadi antara prajurit Goabarong dengan Setyaki,Udawa dan Pragota karena prajurit Kalagupita banyak yang mati
akhirnya sisa pasukan ditarik mundur.

Prabu Burisrawa dihadapkan patih Tribasata mengungkapkan penyesalanya karena baru sekarang ia mendengar kabar kalau perang baratayuda telah lama berlangsung,padahal sudah sejak lama ia ingin membantu keluarga pendawa,kemudian Prabu Burisrawa memerintahkan ke patih Tribasa untuk menyiapkan prajuritnya ke kurusetra bergabung dengan prajurit pandawa.

Prabu Duryudana,Prabu Salya dihadap patih Sengkuni dan adipati Karna,prabu Salya berusaha menghibur prabu Duryudana yang larut dalam kesedihan akibat gugurnya Dursasana dan Wikataboma serta dengan prajurit korawa lainya,namun demikian korawa sedikit merasa lega,sebab dengan matinya Gatotkaca,maka kekuatan Pandawa mengalami kerugian yang sangat besar,dalam pertemuan tersebut prabu Duryudana juga sedikit meminta pertanggungjawaban adipati Karna,kenaapa membuang kesempatan untuk membunuh Bima,padahal dengan matinya Bima,berarti keluarga Pandawa sesuai sumpah mereka,Adipati Karna menjelaskan sebagai satria apalagi senopati perang,ia harus taat pada peraturan perang,saat itu ia tidak langsung membunuh Bima,walau kesempatan ada,karena ia telah mendengar sangkala pertanda perang telah selesai,namun adipati Karna berjanji akan menghabisi keluarga pendawa dalam peperangan berikutnya.

Adipati Karno memanggil patih Adimanggala menyuruh kembali ke Awangga menemui Dewi Surtikanti memintakan Sedah(sirih)sebagai bekal peperangan melawan Arjuna besok.....
Dewi Surtikanti menerima kedatangan Adimanggala ,dengah tergesa-gesa Adimenggala salah mengucapkan kata kata yaitu "Adipati Karna minta pejah (mati)" mendengar ucapan itu Dewi Surtikanti mengira suaminya telah gugur di medan perang,tanpa pikir panjang langsung belapati bunuh diri dengan menancapkan keris pusaka kedalam perutnya,Adimanggala sangat terkejut segera lari kembali ke Astina menemui Adipati Karna dan menceritakan kejadian yang baru berlangsung,Adipati Karna marah dan menganggap kematian istrinya karena Adimanggala,kemudian menghunus kiai Jalak kemudian ditancapkan ke Adimanggala langsung mati seketika.

Batara Guru dihadapkan Batara Narada,Indra,Yamadipati dan dewa lainya,mendengarkan
besok akan berhadapan 2 satria tangguh kesayangan dewa,Batara Guru kemudian memerintahkan batara Narada untu mengerahkan para dewa dan bidadari menyaksikan pertandingan sambil membawa air setaman dan bunga-bunga sorga untuk penghormatan mereka yang gugur dalam peperangan, Prabu Biswarna dari negaranya berjalan dengan para punggawa menuju keperkemahan pandawa,diperjalanan ketemu dengan Adipati Karna
terjadilah peperangan yang berakhir dengan gugurnya Prabu Biswarna.

Peperangan terjadi antara pasukan Kurawa dengan pasukan Pandawa,pada puncaknya Adipati Karna yang naik kereta perang dengan sais Prabu Salya,berhadapan dengan Arjuna yang naik kereta dengan sais Prabu Kresna,perang berlangsung seru dan lama, keduanya saling mengeluarkan ilmu andalan masing masing ,Adipati Karna mengeluarkan
Aji Kalakupa,maka munculah Raksasa ganas langsung menyerang Arjuna,Arjunapun tidak kalah sigap langsung mengeluarkan Aji Mayabumi,sehingga raksasa tadi menjadi lemas tak bertenaga,kemudian Adipati Karna mengeluarkan Ajian lagi yaitu Naracabala Raden
Arjuna mengeluarkan Aji Tunggengmaya,yang meluluhkan semua daya kekuatan Ajian Naracabala,karena tak ada lagi pusaka yang bisa digunakan untuk membunuh Arjuna,Adipati Karna kemudian mengeluarkan panah Wijayacapa dan langsung diimbangi dengan pana Pasopati,keadaan menjadi sangat tegang karena baik Adipati Karna maupun
Arjuna telah siap untuk membunuh lawanya,pada saat yang menentukan itu berlakulah kutukan Resi Parasurama terhadap Adipati Karna,Adipati Karna mendadak lupa membaca
mantranya,akibatnya panah Wijayacapa meluncur tanpa kendali,hingga melesatdari sasaran,hanya menyerempet sedikit mahkota Arjuna,bersamaan dengan lepasnya panah Wijayacapa,Arjuna melepaskan panah Pasopati yang melesat dengan cepat,tepat menebas
putus leher Adipati Karna dan gugurlah senopati perang Kurawa.

Prabu Matswapati,Prabu Puntadewa,Prabu Kresna dihadapan keluarga Pandawa serta Dewi Drupadi.Prabu Puntadewa mengemukakan rasa duka cita atas gugurnya Adipati Karna ,karena meski ia berperang untuk kurawa,namun ia masih saudara tua pandawa.Prabu Matswapati kemudian mengajak mereka semua untuk berdoa bersama,memohon kepada Dewata agar kejayaan selalu menyertai keluarga Pandawa.

Tancep Kayon
Disadur Oleh Damin Pasar Rebo
Pekayon Jakarta-Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar